Jakarta – Meskipun bulan Juli dan Agustus merupakan puncak inflasi, dan Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi bulan juli tidak akan mencapai 1 Persen. Pasalnya, meskipun rata-rata harga komoditas naik, namun masih ada beberapa yang turun.
“Mudah-mudahan tidak sampai 1 Persen karena masih banyak yang turun. Perlu diingat juli 2010 yoy inflasi kita 1,59 Persen tinggi sekali. Kalau di bawah 1 Persen, yoy itu akan berada di bawah 5,54 Persen. Kita ini yang paling kuatir ini bukan juli sebenarnya Agustus,” jelas kepala BPS Rusman Heriawan di Kantor Presiden Jakarta, Senin (25/7).
Rusman melihat masih banyak, sejumlah bahan pangan yang mengalami penurunan harga. Sebut saja seperti daging sapi. Ini seiring telah dibuka keran impor sapi asal Australia. “Minyak goreng juga mengalami deflasi. Cabe merah dan rawit turun luar biasa,” katanya.
BERITA TERKAIT
Meski demikian, Rusman mengingatkan untuk berhati terhadap sejumlah bahan pangan. Diantaranya beras, daging, telor ayam. “Terutama beras harus hati-hati,” katanya. Sebenarnya, BPS sangat mengkhawatirkan inflasi di bulan Agustus, bukan bulan Juli. Memang diakui, Juli-Agustus merupakan puncak dari Inflasi. Sebut saja angka Juli 2010 menyentuh inflasi yang sangat tinggi yakni 1,59 Persen.
“Kalau saat ini bisa di bawah 1 Persen, year on year akan berada di bawah 5,3 Persen,” katanya. Namun, syaratnya tidak terkena imbas rumor kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebelumnya, BPS sendiri sudah memprediksi angka inflasi Juli ini bakal di atas 0,55 Persen.