Jakarta – PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) direncakan akan menerima injeksi modal (PMN)senilai Rp250 miliar dari pemerintah guna merestrukturisasi sejumlah utang milik BUMN investasi tersebut. Namun demikian, PT Bank Negara Indonesia Tbk., (BNI) tetap pada langkah untuk mengakuisisi BPUI.
Deputi Bidang Jasa Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Gatot Trihargo menyatakan bahwa kementerian memutuskan untuk menyuntikan dana ke BUMN bidang investasi itu. Nilainya mencapai Rp250 miliar.
Dana segar ini, lanjut Gatot, akan digunakan untuk mengrestrukturisasi utang-utang BPUI. Diketahui, BPUI memiliki utang Rekening Dana Investasi (RDI) kepada pemerintah senilai Rp1,2 triliun, dengan Rp250 miliar merupakan utang pokok, dan Rp950 miliar utang bunga dan denda. "Pemerintah sudah sepakat, sekarang masih diproses di DPR," ujar Gatot di Jakarta, Selasa (23/7).
BERITA TERKAIT
Ia mengatakan bahwa suntikan modal tersebut merupakan penyertaan modal negara yang sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013. Kendati begitu, penambahan modal tersebut bukan merupakan dana tunai, tetapi hasil konversi utang pokok menjadi ekuitas.
"Kita inginkan dapat persetujuaan dari DPR (komisi XI dan VI). Tahun ini selesai," imbuh Gatot. Sementara utang bunga dan denda akan direstrukturisasi dan dibayar secara mencicil kepada negara.
Ditemui terpisah, Direktur Utama BNI, Gatot Suwondo mengatakan perseroan tidak akan serta merta mencaplok BPUI apabila proses penyehatannya terealisasi. Perusahaan berkode emiten BBNI ini akan kembali melakukan valuasi terhadap nilai asetnya. "Nanti BNI evaluasi lagi, berapa harga sahamnya misalnya," ucap Gatot.
Menurut Gatot, perseroan tetap akan mengakuisisi BPUI dengan obligasi rekapitulasinya. Tujuannya adalah mengurangi beban utang negara. "Kalau mau jujur kita maunya pakai obligasi rekap, mengurangi hutang negara. Tapi depkeu mau ga?" tuturnya.
Dia menjelaskan, perseroan awalnya berniat untuk membeli Bahana Securities yang merupakan anak usaha dari BPUI. Setelah diakuisisi, perseroan akan melakukan merger atau penggabungan dengan BNI Sekuritas. Akan tetapi, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merestui BNI untuk melakukan akuisisi terhadap BPUI.
Di samping itu, BNI juga telah meminta izin oleh pemegang saham minoritas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). "Sekarang kami mau mengakuisisi BPUI. Kita ambil skalian bantu pemerintah," tandasnya.
Anak usaha lain yang dimilili BPUI adalah Bahana Artha Ventura, Bahana TCW Investment Management dan Graha Niaga Tatautama. Apabila proses akuisisi ini berjalan mulus, maka upaya BNI untuk menjadi total solution perusahaan keuangan akan terwujud, karena didalamnya terdapat perbankan, sekuritas, perusahaan asuransi, manajer investasi juga perusahaan ventura.
Gatot menyebutkan ada dua opsi harga pembelian BPUI. Pertama, perseroan membeli melalui pembayaran seluruh utang perusahaan BUMN itu. Opsi kedua adalah pelunasan utang ditambah harga perusahaan.
BNI rencananya akan menggunakan obligasi rekap untuk pendanaan aksi korporasi ini. "Utang-Utang BPUI kan jatuh temponya 2050. Jadi kita bayar utang-utangnya sesuai jadwal saja," tuturnya.