JAKARTA, Stabilitas – PT Semen Indonesia Tbk (Semen Indonesia Group/SIG) sukses membukukan nilai pendapatan sebesar Rp40,36 triliun di sepanjang tahun 2019 lalu. Capaian tersebut terhitung tumbuh sekitar 31,5 persen dibanding nilai pendapatan pada tahun 2018 yang tercatat masih sebesar Rp30,68 triliun. Terkerek naiknya pendapatan disebut manajemen sebagai buah dari sejumlah transformasi bisnis yang telah dilakukan perusahaan di sepanjang tahun lalu.
“Banyak hal telah kami lakukan (di tahun 2019 lalu). Mulai dari integrasi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) ke dalam grup, optimalisasi fungsi strategis di marketing, supply chain, procurement hingga berbagai langkah cost transformation perusahan,” ujar Direktur Utama SIG, Hendi Prio Santoso, dalam keterangan resmi perusahaan, di Jakarta, Selasa (17/3).
Hendi mengakui, langkah mengintegrasikan PT SIB ke dalam naungan SIG memang membawa dampak pada neraca keuangan, yaitu susutnya nilai laba bersih menjadi hanya Rp2,39 triliun pada tahun 2019 lalu. Nilai tersebut terhitung turun sekitar 23,2 persen dibanding catatan laba pada periode tahun sebelumnya.
Namun, lewat strategi itu pula Hendi menyebut justru secara beban keuangan perusahaan menjadi jauh lebih efektif. “Kami juga telah melakukan berbagai langkah efisiensi beban keuangan, seperti pembayaran atau pelunasan pinjaman sebesar Rp1,4 triliun di tahun 2019 lalu. Lalu ada juga sejumlah refinancing. Langkah-langkah semacam ini mungkin terlihat berat (di saat ini), namun bagus untuk kinerja perusahaan ke depan,” tutur Hendi.
Di tengah tekanan tahun politik, SIG terbukti sukses bertahan dengan mencatatkan total volume penjualan domestik dan ekspor hingga mencapai 42,6 juta ton, termasuk juga kontribusi penjualan dari Thang Long Cement (TLCC), anak usaha perusahaan yang berada di Vietnam. Volume penjualan tersebut terhitung naik sebesar 28,5 persen dibanding catatan penjualan tahun sebelumnya yang masih sebesar 33,2 juta ton.
Sementara khusus untuk penjualan domestik, SIG mencatat adanya peningkatan sebesar 32,5 persen menjadi 36,3 juta ton hingga akhir tahun. Capaian tersebut jelas perlu diapresiasi, mengingat secara industri, pasar semen dalam negeri di sepanjang tahun 2019 lalu justru tengah stagnan, dengan hanya mampu tumbuh tipis sebesar 0,3 persen.
“Sedangkan untuk penjualan regional juga ada peningkatan, yaitu kontribusi dari Vietnam dan kinerja ekspor yang tumbuh 9,1 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 6,3 juta ton pada tahun 2019,” tegas Hendi.