JAKARTA, Stabilias.id — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan strategi negara anggota Asian Development Bank (ADB) seperti Spanyol, Cina dan Jepang dalam acara “Governors’ Seminar: Developing Asia Beyond the Pandemic” yang merupakan rangkaian dari Pertemuan Tahunan ADB yang ke-53, secara virtual pada Jumat (18/09).
Spanyol membuat program pemulihan dan ketahanan ekonomi nasional dan mendorong perbankan untuk mendukung keberlangsungan fiskal negara. Sedangkan strategi Cina ialah menekan rasio defisit, memperluas produk investasi pemerintah serta memberikan fasilitas perpajakan dan pemberian insentif keuangan. Jepang memberikan pembiayaan untuk Usaha Kecil Menengah serta meluncurkan program-program katalisator aktivitas ekonomi.
Keseluruhan strategi itu juga kurang lebih dilakukan oleh Indonesia dengan adaptasi atau penyesuaian seperti program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Namun, tidak seperti Cina, Indonesia kali ini melebarkan defisitnya melebihi 3%.
Menurut Menkeu, yang terpenting dari perubahan defisit anggaran ini adalah untuk membiayai program kesehatan agar pemerintah dapat melakukan pelacakan, pengujian, dan perawatan dalam upaya penanganan Covid-19, serta untuk menyediakan jaring pengaman sosial bagi masyarakat. Pelebaran defisit ini baru pertama kali dilakukan sejak krisis tahun 1998.
ADB sebagai mitra, dapat menyediakan pembiayaan untuk negara-negara anggotanya. Selain itu ADB juga mendorong program-program countercyclical di bidang kesehatan, perlindungan sosial, terutama untuk wanita dan anak-anak. Selain itu juga dukungan kepada dunia usaha, pariwisata dan pembiayan sektor finansial.