JAKARTA, Stabilitas.id – Dinamika perekonomian global masih terus dihadapkan kepada berbagai risiko ketidakpastian situasi geopolitik, perubahan iklim yang berdampak pada ketahanan pangan dan energi.
Negara maju seperti Jepang dan Inggris, saat mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh tingginya tingkat inflasi dan melemahnya permintaan domestik. Pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi dalam dua kuartal berturut-turut, memberikan sinyal bahwa Jepang dan Inggris akan masuk ke dalam resesi ekonomi, meskipun masih terlalu dini.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia terus mengamati pergerakan ekonomi yang berhubungan dengan kedua negara tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiaso, dalam keterangan resminya, pada Sabtu (17/2/24).
BERITA TERKAIT
“Mencermati kondisi tersebut, Pemerintah terus memonitoring dampak transmisi perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian nasional, khususnya Jepang. Indonesia memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan Jepang, seperti pada aspek investasi dan ekspor-impor,” ungkap Susiwijono.
Jepang merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor bagi Indonesia dengan komoditas utama ekspor batubara, komponen elektronik, nikel dan otomotif.
Meskipun perekonomian nasional masih menunjukkan resiliensi, Pemerintah tetap mengambil langkah antisipatif terhadap risiko ekonomi global tersebut untuk menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil.
Guna menjaga ketahanan sektor eksternal yakni neraca dagang, Pemerintah telah menerbitkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 416 Tahun 2023 tentang Tim Pelaksana dan Kelompok Kerja Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 tentang Satgas Peningkatan Ekspor Nasional.
“Satuan tugas tersebut akan berupaya meningkatkan kinerja ekspor nasional guna memperkuat neraca perdagangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi baik melalui penguatan pasokan ekspor, diversifikasi pasar ekspor, penguatan pembiayaan dan kerja sama internasional, serta pengembangan ekspor UMKM,” tutup Ses Menko Perekonomian.***