SENTUL, Stabilitas.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang industri keuangan syariah mempunyai potensi besar untuk tumbuh dan berkembang di Tanah Air. Di antaranya Indonesia menjadi salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
“Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC), jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam mencapai 237,56 juta jiwa atau 86,7% dari total penduduk Indonesia,” kata Kepala Grup (Direktur) Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Mohammad Ismail Riyadi, di Sentul, Jumat malam, 27 Oktober 2023.
Selain itu, Ismail Riyadi, dalam acara Media Workshop bertajuk ‘Sinergi BCA Syariah & Media Tingkatkan Literasi & Inklusi Perbankan Syariah’, menambahkan produk keuangan syariah merupakan instrumen yang tidak hanya memiliki tujuan yang berfokus pada aspek komersial melainkan pada kebaikan, manfaat, dan kesejahteraan masyarakat
Potensi lainnya, lanjutnya, pertumbuhan total aset keuangan syariah yakni perbankan syariah, pasar modal syariah, dan IKNB syariah, di Indonesia selama lima tahun terakhir atau periode 2018–2023 mencapai 13,7%, dan telah mencapai sebesar Rp2.450,55 triliun per Juni 2023.
Kemudian, berdasarkan beberapa penelitian indeks global, Indonesia menempati di urutan tiga terbesar walaupun masih di bawah negara lain seperti Malaysia dan Saudi Arabia. Lalu Indonesia memiliki potensi wakaf uang di Indonesia mencapai Rp180 triliun per tahun (menurut BWI) dan potensi zakat mencapai Rp392 triliun per tahunnya berdasarkan Baznas.
“Indonesia menjadi peringkat keempat sebagai negara eksportir produk halal ke negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI). Indonesia berpeluang menambah USD5,1 miliar atau Rp72,9 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari industri halal,” tuturnya.
Kendati demikian, tambahnya, perlu penguatan literasi dan inklusi keuangan untuk membuat industri keuangan syariah tumbuh lebih maksimal di masa mendatang. Ia kembali menekankan Indonesia memiliki prospek pengembangan keuangan syariah yang bagus terutama di era transformasi digital saat ini.
“Penguatan literasi keuangan syariah harus terus dilakukan melalui upaya yang kolaboratif dan komprehensif antar seluruh pemangku kepentingan,” ucapnya. ”
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi (SNLKI) yang dilaksanakan OJK di 2022, indeks literasi keuangan syariah mencapai 9,14%. Indeks inklusi keuangan syariah mencapai 12,12%. Selisih antara literasi dan inklusi keuangan menggambarkan masyarakat cenderung menggunakan produk atau layanan keuangan syariah tapi belum terlalu memahaminya.
Kondisi ini, masih kata Ismail Riyadi, perlu menjadi perhatian pelaku usaha jasa keuangan syariah dan seluruh stakeholder untuk bersama-sama melakukan upaya penguatan literasi dan inklusi keuangan syariah nasional.
“Upaya peningkatan tersebut perlu berkesinambungan dan mampu mengoptimalkan perkembangan teknologi digital sehingga dapat mempermudah dan memperluas akses keuangan syariah sebagai solusi utama bagi masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, dalam rangka berkontribusi terhadap penguatan literasi dan inklusi keuangan syariah di Tanah Air, PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) melakukan sinergi bersama awak media massa nasional menyelenggarakan kegiatan Media Workshop dengan tema ‘Sinergi BCA Syariah & Media Tingkatkan Literasi & Inklusi Perbankan Syariah’.
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan kegiatan media workshop ini dilakukan dalam rangka mewujudkan komitmen BCA Syariah untuk turut mendorong peningkatan literasi keuangan syariah di Tanah Air.
“Bertepatan juga dengan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang berlangsung selama Oktober, acara ini merupakan salah satu kegiatan BCA Syariah dalam melakukan edukasi ke berbagai segmen masyarakat,” tuturnya.
BCA Syariah turut mendukung kegiatan BIK 2023 yang dicanangkan oleh OJK dengan berbagai rangkaian kegiatan literasi dan inklusi. Hingga September 2023, BCA Syariah melaksanakan tidak kurang dari 31 kegiatan edukasi keuangan syariah dengan jumlah peserta mencapai 6.500 di mana peserta terdiri dari pelajar, mahasiswa, wartawan dan pelaku UMKM.
“Para jurnalis memiliki peran strategis di dalam meningkatkan literasi masyarakat tentang keuangan syariah. Salah satu tujuan dari workshop ini adalah meningkatkan kapabilitas wartawan untuk dapat membaca laporan keuangan sehingga dapat menghasilkan pemberitaan yang berkualitas dan akurat mengenai perbankan syariah,” pungkas Yuli. ***
Penulis : Angga Bratadharma