JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatatkan peningkatan kinerja hingga 20% sepanjang kuartal I 2023 yang didorong kesinambungan solid antara pendanaan dan pembiayaan.
Pada kuartal I/2023, perseroan berhasil mencatatkan perolehan laba bersih mencapai Rp1,46 triliun, tumbuh 47,65% secara year on year (YoY).
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam keterangan resminya, pada Kamis (27/4/23).
“Alhamdullilah, BSI meraih kinerja yang menggembirakan sepanjang kuartal I tahun ini, dan secara berkesinambungan kami memperkuat fungsi intermediasi guna mendukung momentum pertumbuhan positif ekonomi,” ungkap Hery.
BSI mampu mengoptimalisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan pencapaian tumbuh 12,88% sebesar Rp269,26 triliun secara year on year.
Angka itu didominasi oleh tabungan Wadiah yang mencapai Rp43,53 triliun. Saat ini total tabungan mencapai Rp115,12 triliun dan menjadikan BSI berada di peringkat ke-5 tabungan secara nasional.
“Pencapaian itu memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1,97 persen, karena tabungan wadiah yang memberikan impact effisiensi pengurangan biaya bagi hasil,” jelas Hery.
Selanjutnya, pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang tumbuh 15,47% mencapai Rp313,25 triliun secara yoy.
Dengan pertumbuhan tersebut, BSI mencatatkan rasio keuangan yang solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Rasio ROE (Return of Equity) BSI sebesar 18,16%.
Sementara itu, rasio ROA (Return of Asset) sebesar 2,48% dan rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 69,65%.
Hingga Maret 2023, total pembiayaan BSI mencapai Rp213,28 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer tumbuh sebesar 24,04% senilai Rp110,62 triliun secara yoy.***