JAKARTA, Stabilitas.id – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) memperoleh Rp9,2 Triliun dengan nilai kapitaslisasi pasar saham mencapai Rp85,8 triliun dari pelepasan saham perdana dengan total 11.549.999.900 saham.
Hal tersebut disampaikan pada pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Selasa (18/4/23). MBMA juga menjadi emiten ke – 34 di BEI pada 2023 ini.
Dalam proses penawaran umum, MBMA mengalami oversubscribed hingga 19,9 kali yang membuat perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan saham tambahan sebesar 549.999.900.
BERITA TERKAIT
“Kami bersyukur IPO MBMA dapat berjalan dengan lancar dan sukses mendapatkan dukungan dari berbagai investor institusi baik dari dalam maupun luar negeri. Aksi korporasi ini sangat penting untuk mewujudkan visi MBMA sebagai pemain global yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik,” ungkap Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan dalam konferensi pers seusai IPO.
MBMA berencana menggunakan dana hasil IPO antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
Sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, diantaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.
Sementara itu, David Agus, Direktur PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk selaku salah satu Penjamin Emisi mengatakan, sebagian besar saham MBMA dialokasikan kepada investor institusi.
Antusiasme investor ritel dalam IPO ini yang mencapai lebih dari 33.000 pemesan menjadi angin segar bagi industri pasar modal dan energi terbarukan di Indonesia.
“Besarnya penawaran saham yang masuk menandakan bahwa investor juga sangat optimistis dengan prospek bisnis hilirisasi tambang nikel dan pengembangan rantai nilai bahan baku Electric Vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan bermotor listrik yang dikembangkan oleh MBMA,” ungkap David.
Selain itu, Devin menjelaskan MBMA akan terus membangun dan mengembangkan berbagai proyek yang merupakan rantai nilai hilirisasi nikel hingga menjadi bahan baku EV battery.
Didukung oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebagai induk usaha yang memiliki pengalaman matang dalam pengembangan proyek pertambangan yang signifikan, MBMA memiliki komitmen kuat untuk menjalankan proses bisnis sesuai dengan prinsip tata kelola Environmental, Social and Governance atau ESG.
“Keberlanjutan adalah landasan bisnis kami. Kami meyakini bahwa keberlanjutan perusahaan kami tidak hanya bergantung pada bisnis yang efisien dan menguntungkan, tetapi juga pada kesehatan dan keselamatan kerja karyawan, pengelolaan lingkungan hidup yang baik, hubungan yang harmonis dengan semua pemangku kepentingan, juga kontribusi signifikan kami kepada kesejahteraan masyarakat,” tutup Devin.***