JAKARTA, Stabilitas.id – Selain ada guncangan perbankan di Amerika Serikat, perbankan Eropa juga berpotensi mengalami guncangan yang disebabkan dari berbagai hal, seperti likuiditas yang tersendat dan persoalan gagal bayar.
Untuk itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan agar masyarakat khususnya para pelaku industri Indonesia untuk tidak terlalu mengkhawatirkan dinamika tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam keterangan resminya di Jakarta, pada Kamis (30/3/23).
Yudhi juga menghimbau para pelaku industri untuk melihat berbagai sektor yang saat ini memiliki peluang besar agar dana perbankan dapat tersalurkan. Terkait likuiditas, diversifikasi instrument keuangan tetap harus dilakukan untuk menjaga ketersediaan dana.
Diketahui saat ini, industri perbankan nasional masih dalam kondisi yang stabil. Selain itu, kondisi likuiditas perbankan saat ini dalam keadaan yang sangat memadai.
“Namun demikian, penting bagi bank untuk terus menjaga level likuiditasnya di batas aman untuk melayani kebutuhan penarikan dana nasabah, dan level permodalannya agar selalu dalam kondisi sehat,” jelasnya.
Yudhi juga menghimbau masyarakat agar tetap percaya kepada perbankan nasional dan jangan takut untuk memulai berinvestasi, oleh sebab meskipun ada potensi resesi di beberapa negara besar.
Menurutnya, berdasarkan estimasi, Indonesia tidak akan memasuki masa resesi, mengacu pada ekonomi Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,31%, dan sebagian besar ditopang oleh konsumsi domestic yang berkontribusi 52,81 % dari PDB Kuartal IV 2022.
“Untuk masyarakat juga harus tetap tenang terkait simpanannya, sebab aset LPS sekarang sebesar 196 triliun lebih, jadi jangan takut menabung, karena dana LPS sangat cukup untuk menjamin simpanan masyarakat,” tutupnya.***