JAKARTA, Stabilitas.id – Permasalahan sampah telah menjadi masalah multilinier yang memerlukan peran masyarakat dan berbagai macam pemangku kepentingan untuk ikut terlibat dalam penyelesaiannya.
BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melaksanakan kegiatan BRI Peduli Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas” yaitu program pengelolaan sampah terpadu yang terintegrasi dengan program-program BRI lainnya.
Implementasi Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas” salah satunya dilakukan di Pasar sebagai salah satu pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Program ini menerapkan prinsip sistematis, menyeluruh, berkesinambungan, serta mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan literasi keuangan yang dalam pelaksanaannya juga terintegrasi dengan proses bisnis BRI dengan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat.
BERITA TERKAIT
Di Provinsi Jawa Timur, kegiatan tersebut dilaksanakan di pasar Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan banyak pihak untuk pengimplementasian kegiatan pengelolaan sampah baik itu organik dan anorganik. Nantinya, Pasar Rogojampi diharapkan menjadi Pasar percontohan dalam pengelolaan sampah di Jawa Timur.
Budi Harianto (49 tahun) selaku Kepala Pasar Rogojampi, menyampaikan sampah yang ada di Pasar Rogojampi bukan berasal dari pasar saja, melainkan sampah dari warga sekitar pasar. Menurutnya, banyak warga yang membuang sampah di area pasar, sehingga sampah semakin bertambah dan membuat kondisi pasar menjadi kumuh.
“Sampah di pasar Rogojampi ini tidak mayoritas dari pasar, karena kita juga berdampingan dengan warga. Dari warga pun ada yang membuang sampah di area pasar,” katanya.
Di tengah upaya mencari cara menyelesaikan masalah sampah ini, bantuan datang dari perbankan BUMN. Pada awal tahun 2023, BRI hadir memberikan bantuan berupa edukasi terkait pengolahan, dan pengelolaan sampah, pemenuhan sarana dan prasarana kebersihan, serta membangun TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) di lingkungan Pasar Rogojampi dengan tujuan pengelolaan sampah di lingkungan pasar menjadi lebih baik.
“Kami sebagai pengelola pasar sangat berterimakasih, karena dengan bantuan TJSL ini kami dan warga sekitar bisa mengelola sampah itu sendiri,” ujarnya.
Bantuan TJSL dari BRI membuat pedagang di pasar dan warga sekitar semringah. Kondisi pasar menjadi lebih tertata dan bersih. Alhasil, kini Pasar Rogojampi dijadikan pasar percontohan di Kabupaten Banyuwangi terkait pengelolaan sampah.
“Waktu itu ada sosialisasi edukasi pengelolaan sampah dari BRI dan responnya bagus. Pedagang dan warga sekitar pasar Rogojampi menjadi lebih perhatian terkait sampah. Mereka menjadi patuh buang sampah pada tempatnya, hal itu berkat hasil sosialisasi,” ujarnya.
Sejauh ini, kata Budi, tidak ada kendala dalam implementasi bantuan TJSL dari BRI. Semua pedagang dan warga di sekitar pasar kompak bergotong-royong membersihkan sampah, dan mereka bersedia diedukasi oleh BRI terkait pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Selaku kepala pasar Rogojampi, Budi berharap program TJSL dari BRI ini dapat terus berlanjut. Karena dampaknya sangat luar biasa terhadap lingkungan. Disamping itu, dia berharap BRI terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pengelolaan sampah.
Terkait dengan program pengelolaan sampah BRI Peduli tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa program TJSL atau CSR BRI Peduli tersebut diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan. Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau bahan baku jenis organik lain, dan bisa juga dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik.
“Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat bagi para pedagang di Pasar Rogojampi dan juga untuk masyarakat secara luas, sehingga kedepannya Pasar Rogojampi dapat menjadi pasar percontohan di Banyuwangi”, jelasnya.***