JAKARTA, Stabilitas.id – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Pemerintah Korea Selatan (Korsel) melalui INNOBIZ, menggelar program pengembangan kapasitas UKM di Indonesia.
Program tersebut bertajuk Official Development Assistance (ODA) Project for supporting the transformation of Indonesian Factory Sharing by adopting Smart Factory concept and training specialized manpower.
Kolaborasi tersebut ditandai dengan Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara KemenKopUKM dengan INNOBIZ Association of Korea, yang mana rencananya 30 UKM terpilih dan 100 pelaku usaha akan dilatih selama empat tahun, untuk memahami konsep smart factory dengan melibatkan ahli yang didatangkan dari Korea Selatan (Korsel).
BERITA TERKAIT
Sebagai informasi, ODA Project merupakan program bantuan dari Pemerintah Korea kepada negara mitra yang mencakup hibah, bantuan pendanaan dan kerja sama teknis yang bertujuan untuk pengembangan ekonomi dan kesejahteraan sosial di negara berkembang.
Deputi Bidang UKM KemenKopUKM, Hanung Harimba Rachman menjelaskan, pemerintah negara-negara ASEAN dan Korea telah sepakat untuk memperkuat kemitraan, meningkatkan kerja sama, dan melakukan pertukaran informasi dan pengetahuan, serta menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif bagi UKM dan startup di negara ASEAN termasuk Indonesia.
“Dalam hal ini kami bekerja sama dengan Pemerintah Korsel untuk meningkatkan kapasitas UKM yang ada di Indonesia menuju rantai pasok ekosistem industri 4.0, menerapkan teknologi dalam AI (Artificial Intelegence) agar UKM bisa masuk rantai pasok industri global,” ungkap Hanung dalam konferensi pers MoU di Kantor KemenKopUKM, Jakarta, pada Selasa (28/2/23).
Kerja sama ini akan mengembangkan beberapa sektor industri unggul di bidang manufaktur, agriculture, Food and Beverage (FnB), otomotif, dan tekstil.
“Melalui ODA Project ini, saya berharap program ini dapat mendukung pengembangan UKM di Indonesia melalui adopsi dan penerapan teknologi smart manufacture/smart factory,” ungkap Hanung.
Selanjutnya, project ini akan diimplementasikan melalui hibah mesin dan peralatan pendukung adopsi smart factory bagi UKM (ada modifikasi peralatan konvensional menjadi lebih smart), pelatihan sumber daya manusia (SDM) melalui pendanaan multiyear dari Korea.
Pada kesempatan yang sama, Senior Executive Director for External Affairs for INNOBIZ Association of the Republic of Korea Sejong Kim mengatakan, tujuan dalam proyek ini untuk membuat UKM Indonesia menuju industri 4.0. Pihaknya juga ingin membuka kerja sama pembangunan smart factory termasuk pengembangan SDM.
Salah satunya, akan dibangun pusat layanan smart factory, yang mana Binus University terpilih sebagai kampus yang akan menjadi lokasi pembangunan Smart Factory Support Center, sebagai lokasi pelatihan/workshop bagi operator Smart Factory serta Small/Mid-sized Demo Smart-Factory.
“Dalam tiga tahun terakhir, kami berhasil membangun 30 ribu smart factory UKM yang ada di Korsel. Mereka yang telah berhasil ini akan berbagi pengalaman dan bertukar informasi. Bahkan bagi 30 UKM yang berhasil nanti di Indonesia, selesai pendidikan bisa diperkenalkan dengan perusahaan Korsel dan studi banding,” tutupnya.***