JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Selatan meluncurkan empat program unggulan sebagai invoasi pengendalian inflasi komoditas pangan jelang bulan Ramadhan.
Hal tersebut diungkapkan dalam perhelatan GNPIP Sumsel dengan tajuk “Sinergi dan Inovasi Untuk Ketahanan Pangan Nasional Melalui Program Sumsel Mandiri Pangan”, yang diselenggarakan di Palembang, pada Senin (24/10/22).
Empat program tersebut yaitu optimalisasi pasar murah, peningkatan pasokan, modernisasi pertanian, dan peningkatan produksi.
BERITA TERKAIT
Peluncuran tersebut disaksikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S. Budiman dan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru, serta Anggota Komisi XI RI yaitu Fauzi H. Amro, dan Achmad Hafisz Tohir.
Dalam sambutannya, Deputi Gubernur Aida menyampaikan bahwa yang utama dalam menjaga inflasi adalah ketersediaan pasokan atau terjadinya ketahanan pangan.
“Masalah klasikal yang kita hadapi adalah kesenjangan pasokan antar waktu dan antar daerah. Maka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) berkomitmen pastikan keterjangkauan, ketersediaan, kelancaran dan komunikasi kepada seluruh masyarakat,” ungkap Aida.
Aida melanjutkan, Program menanam cabai GNPIP telah berperan dalam ketersediaan dan pengendalian harga di pasar, serta berperan dalam mencapai ketahanan pangan.
“Di tahun kedua GNPIP ini, kita perlu pastikan ketersediaan pasokan dan distribusi sebagai fokus utama. Mari kita penuhi dengan jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau,” pungkasnya.
Sehubungan dengan itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru menyampaikan, komoditas pertanian menjadi sektor yang paling bertahan di pandemi dan mendukung pertumbuhan.
“Dalam rangka mendukungnya, kami mengubah pola pikir masyarakat dari membeli menjadi menghasilkan untuk menciptakan kemandirian gizi pangan. Program yang telah dilakukan berkontribusi bagi penurunan angka kemiskinan menjadi 11,95% pada September 2022,” ungkap Herman.
Empat program tersebut diimplementasikan dengan pertama, optimalisasi pasar murah bersama dengan rilis jadwal pasar murah bersama dan perluasan informasi melalui iklan layanan masyarakat.
Kedua, peningkatan pasokan melalui perluasan Kerja sama Antar Daerah (KAD) yaitu antara Kota Lubuklinggau dan Kota Palembang dengan Rejanglebong (Bengkulu) untuk komoditas cabai merah.
Ketiga, modernisasi pertanian dengan bantuan alsintan (tractor, cultivator, pompa), mesin pengolahan pupuk organik, serta sarana digital farming (alat deteksi cuaca, alat pemupukan otomatis).
Keempat, peningkatan produksi melalui Gerakan Tanam dengan penyaluran 78.000 benih cabai merah, implementasi green house produk hortikultura, serta edukasi 1.000 petani milenial.
Program tersebut akan memperkuat GSMP yang diharapkan mendorong keluarga mandiri pangan dengan merubah mindset masyarakat dari pembeli menjadi penghasil.
Melalui GSMP, setiap rumah tangga didorong untuk bisa memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan melalui pemberian bibit, edukasi keahlian bercocok tanam, serta penanganan pasca panen.***