JAKARTA, Stabilitas.id – Sejumlah indicator pertumbuhan ekonomi harus dikendalikan dan diperkuat dalam menjaga momentum perekonomian Indonesia pada tahun 2022 yang di atas 5% hingga 2024 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam keterangannya usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin (20/2/23).
“Ini berarti dari sisi permintaan konsumsi rumah tangga untuk bisa tetap tumbuh di atas 5 persen, maka inflasi di Indonesia juga harus dikendalikan, confidence dari konsumen harus dijaga, dan juga investasi akan terus memomentumnya diperkuat,” ungkap Menkeu.
Selain itu, Presiden Jokowi telah memberikan sejumlah arahan kepada jajarannya untuk fokus dalam menjalankan program-program prioritas. Salah satunya adalah upaya penurunan kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada tahun 2024.
“Ini berarti keseluruhan total kemiskinan akan menurun dan juga dari kebutuhan untuk pendanaannya akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan,” ungkapnya.
Selanjutnya, terkait prioritas mengenai penurunan angka kekerdilan (stunting), Menkeu mengatakan, pemerintah perlu untuk meningkatkan alokasi anggaran dalam rangka mengatasi permasalahan stunting.
“Untuk stunting diharapkan untuk turun ke 3,8 persen. Ini berarti perlu upaya, effort tambahan yang keras dan alokasi anggaran yang disediakan untuk tahun ini dan tahun depan,” lanjutnya.
Dari sisi investasi, pemerintah akan meningkatkan dukungan investasi sehingga nilai investasi di tahun ini dan tahun depan dapat meningkat secara signifikan. Pemerintah juga akan menggunakan insentif fiskal dalam mendukung transformasi industri.
“Terutama yang berbasis sumber daya alam yang memperkuat ekosistem industri otomotif yang berbasiskan elektronik, elektrik, dan baterai. Ini menjadi salah satu upaya yang akan dilakukan tahun ini dan tahun depan,” tutupnya.***