JAKARTA, Stabilitas.id – Pandemi Covid-19 sejak 2020 telah menjadi momentum pendorong bagi masyarakat Indonesia untuk lebih menyadari pentingnya memiliki perencanaan keungan, dana darurat, asuransi Kesehatan, hingga investasi.
Berdasarkan laporan survey populix pada tahun 2022 yang berjudul “Insights and Future Trends of Investment in Indonesia” menunjukan, masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran yang lebih baik dalam berinvestasi. Mayoritas 72% responden yang disurvei mengatakan mereka telah mulai berinvestasi, terutama di kalangan millennilas.
Menanggapi hal tersebut, Co-Founder dan CEO Populix, Dr. Timothy Astandu mengatakan, survei tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, yang kini menyadari akan pentingnya investasi.
Kehadiran berbagai aplikasi investasi di tanah air juga tentunya mendorong inklusivitas kepada anak muda untuk mulai berinvestasi, di mana hal ini terlihat juga dari mayoritas responden yang memilih untuk menjalankan investasi melalui aplikasi.
“Namun, fenomena ini juga menjadi alarm pengingat bahwa diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak untuk terus mengimbangi minat anak muda Indonesia pada tren investasi dengan literasi keuangan yang lebih baik lagi,” ungkapnya.
Perilaku dan tujuan investasi masyarakat Indonesia, mayoritas responden (64%) dari segala rentang usia memiliki tujuan utama berinvestasi untuk mempersiapkan dana darurat. Secara khusus jika melihat perilaku berinvestasi dari setiap generasi, survei menunjukkan bahwa selain untuk mempersiapkan dana darurat, Gen Z dan millennials cenderung berinvestasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan, sementara Gen X memiliki tujuan untuk mengumpulkan dana pensiun.
Reksa dana (47%) masih menempati instrumen investasi paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia sejak tahun 2021. Selain itu, instrumen investasi lain yang saat ini juga banyak dipilih meliputi perhiasan emas (46%), saham (32%), logam mulia (30%), deposito (29%), properti (21%), hingga kripto (20%). Menariknya, Gen Z cenderung memilih investasi dalam bentuk reksa dana, sementara millennials dan Gen X lebih tertarik untuk berinvestasi pada perhiasan emas.
Sumber dana dan platform investasi masyarakat Indonesia, dalam berinvestasi, 5 dari 10 responden mengatakan mereka menyisihkan sebagian dana dari pendapatan rutin serta tabungan mereka. Di antara 54% responden yang mengalokasi anggaran dari pendapatan rutin, mayoritas menyisihkan sekitar Rp 100.000 – Rp 250.000 pendapatan mereka.
Di tengah meningkatnya minat masyarakat Indonesia dalam berinvestasi, masih terdapat 28% responden yang belum berinvestasi karena kondisi keuangan yang tidak mencukupi untuk memulai investasi (78%). Selain itu, masih juga terdapat pemahaman bahwa investasi membutuhkan dana yang besar (36%), takut mengambil risiko (32%), kesulitan untuk memahami informasi seputar investasi (20%), trauma pengalaman penipuan investasi di masa lalu (14%), dan bertentangan dengan kepercayaan atau berisiko mengandung riba (8%).
Namun demikian, 95% responden sudah memiliki rencana untuk berinvestasi di masa depan, terutama pada instrumen logam mulia (49%), perhiasan emas (42%), saham (42%), properti (37%), reksa dana (35%), dan deposito (32%).***
Reporter: Reihan Rachman