JAKARTA, Stabilitas.id – Dalam mewujudkan ekonomi hijau untuk meningkatkan potensi bisnis ke depan, Indonesia menaikkan komitmen adaptasi perubahan iklim melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) untuk mengurangi emisi sebesar 31.89% tanpa syarat, dan sebesar 43.2% dengan dukungan internasional pada 2030.
Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Mandiri melaksanakan kegiatan konservasi lahan yang memanfaatkan konsep Nature-Based Solution (NBS), didukung pendekatan kolaborasi Pentahelix dengan melibatkan pemangku kepentingan setempat.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri, Rohan Hafas mengatakan, Bank Mandiri melaksanakan konservasi awal berkonsep NBS ini di Desa Bedono, Kecamatan Sayung Demak serta tiga titik lokasi lain yang kedepannya akan diperluas secara bertahap ke berbagai titik di Indonesia hingga mencapai 500 Ha.
BERITA TERKAIT
“Program yang dilaksanakan Bank Mandiri ini selaras dengan sustainability commitment perseroan untuk menjadi Indonesia’s Sustainability Champion for Better Future, dimana salah satu targetnya adalah mencapai Net Zero Emission (NZE) operasional pada 2030,” ungkap Rohan di Demak, Jawa Tengah, pada Senin (28/11/22).
Proyek awal yang berlokasi di Desa Bedono (Demak), Desa Pati Ayam (Kudus), Desa Kedung Malang (Jepara) dan Desa Mulyorejo (Pekalongan) ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pantai dan dukungan hutan bagi ratusan orang rentan terdampak.
“Proyek ini akan menghindari banjir dan erosi lebih lanjut di pantai, termasuk kolam budidaya. Tanpa adanya proyek ini, erosi pantai akan terus berlanjut dan tanah pesisir pantai utara akan terus hilang,” tambah Rohan.
Revitalisasi berkelanjutan diperkenalkan dengan metode inovatif dan praktik terbaik dimana Bank Mandiri melibatkan kolaborasi pentahelix yaitu Pemerintah Setempat, Dinas Lingkungan Hidup, Kelompok Tani serta akademisi atau praktisi Lingkungan.
“Melalui program ini, kami juga akan mengembangkan desa ekowisata serta pertumbuhan ekonomi inklusif melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Petambak Kerang, expedisi truk angkut, sewa perahu, nelayan ikan laut, pemilik penyewaan perahu hingga toko kelontong,” jelas Rohan.
Rohan juga menjelaskan, langkah ini juga dibarengi dengan upaya digitalisasi transaksi melalui pemasangan QR Code Indonesian Standard (QRIS) pada sejumlah warung di lokasi konservasi.
Pada tahap awal ini, Bank Mandiri menggandeng Universitas Gadjah Mada untuk melakukan monitoring hingga beberapa tahun kedepan dan melakukan replanting penyulaman bibit mangrove yang gagal tumbuh, baik yang ada di bronjong ataupun yang langung ditanam di tanah dengan penguat ajir dari bambu.
“Masyarakat ini juga akan kami gandeng untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan digital marketing Rumah BUMN Bank Mandiri,” jelas Rohan.***