JAKARTA, Stabilitas.id – Bisnis asuransi di dunia diperkirakan akan tumbuh pesat di tahun 2023. Masyarakat di berbagai negara mulai menyadari pentingnya proteksi kesehatan dan juga antisipasi terhadap penyakit kritis.
“Bisnis asuransi jiwa akan booming di tahun depan secara global. Akan sangat banyak orang beli asuransi kesehatan dan penyakit kritis. Ini mengemuka dalam sebuah event global belum lama ini yang saya ikuti juga,” ungkap Country Chair MDRT Indonesia 2021-2023, Dedy Setio di sela peluncuran buku Jejak Langkah Para Pemenang – Kumpulan Kisah Sukses 50 Agen Asuransi Jiwa di Jakarta, Kamis (3/11/2022).
Dedy menjelaskan, kesadaran akan pentingnya memiliki polis asuransi kesehatan pribadi dan penyakit kritis meningkat setelah belajar dari pandemi Covid-19.
BERITA TERKAIT
“Saat ini banyak orang terlena dengan asuransi kesehatan dari perusahaan. Tetapi itu hanya 1 sampai 2 tahun saja proteksinya. Sementara asuransi khusus penyakit kritis atau asuransi pribadi, itu diproteksi dengan limit hingga ratusam juta. Ini yang mulai disadari di luar negeri. Kita berharap potensi positif ini juga akan terjadi di Indonesia. Tinggal kita mau ambil peluangnya atau tidak,” jelasnya.
Potensi pertumbuhan bisnis asuransi jiwa ini tentunya diharapkan sejalan dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan yang diumumkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.
Namun, dari sektor asuransi, produk-produk asuransi jiwa masih sangat minim di masyarakat. Terlihat dari jumlah polis individu yang baru mencapai 7 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Lantas bagaimana agar penetrasi asuransi jiwa lebih besar lagi?
Miliana Marten, mantan Country Chair MDRT Indonesia di kesempatan yang sama mengungkapkan salah satu solusi dalam mendorong peningkatan penetrasi asuransi jiwa, yakni perbanyak agen asuransi jiwa yang kompeten dalam menawarkan produk asuransi jiwa kepada masyarakat.
“Produk asuransi jiwa itu tidak kelihatan, maka perlu banyak agen yang datang menemui masyarakat untuk menjelaskan kegunannya dan menawarkan produk asuransi. Tentunya agen yang kompeten, profesional, sehingga bisa diterima nasabah,” ungkap Miliana.
Miliana menjelaskan, hingga saat ini memang banyak yang daftar menjadi agen asuransi. Namun, sebanyak 80 persen para agen masih memilih menjadikan profesi agen asuransi sebagai pekerjaan part time.
“Ini jadi concern kita. Apalagi jika mereka akhirnya belum bisa berhasil. Maka inilah yang menjadi alasan kami luncurkam buku Jejak Langkah Para Pemenang ini,” pungkas Miliana, yang juga bersama Dedy Setio termasuk dalam 50 narasumber yang berbagi kisah sukses sebagai agen asuransi jiwa dalam buku tersebut.
Didasari oleh keinginan yang kuat dari 50 agen asuransi jiwa yang sukses ini, mereka pun secara sukarela mengumpulkan kisah sukses hingga biaya penulisan dan penerbitan buku.
“Karena kita ingin para agen asuransi jiwa yang baru bergabung bisa mengikuti jalan kesuksesan dari para pendahulu yang sudah sukses. Ini tujuannya untuk memajukan industri asuransi jiwa terutama dalam peningkatan jumlah agen asuransi yang akan berimbas kepada peningkatan masyarakat Indonesia yang memiliki polis asuransi jiwa.
“Mengingat dari data yang ada baru sekitar 7% masyarakat Indonesia yang memiliki polis asuransi jiwa dari total jumlah penduduk Indonesia,” ungkap Miliana.
Sementara Dedy menambahkan, jumlah agen asuransi jiwa yang masuk dalam kategori sukses dan berstandar internasional (MDRT) masih sangat minim. Dari total 500 ribu lebih agen yang tersertifikasi AAJI, yang masuk MDRT Indonesia baru 2.600 agen.
“Itu baru 0,4 persen dari total agen asuransi jiwa, dan presentasi terkecil di dunia. Rata-rata agen MDRT di berbagai negara itu 1-3 persen dari total agen. Nah, ini yang menjadi latar belakang kami membuat buku ini agar para agen dan masyarakat bisa melihat peluang dalam bisnis asuransi. Dari menjual produk, agen mendapatkan bonus dari perusahaan, tetapi itu bisa membantu masa depan orang lain, kedua komisi dan bonus untuk kesejahteraannya dan keluarga,” pungkas Dedy menambahkan.
Adapun penyusunan buku “Jejak Langkah Para Pemenang” ini melibatkan para agen asuransi jiwa dari 12 perusahaan asuransi yang telah mencapai kualifikasi MDRT, sebuah standar internasional untuk para agen asuransi jiwa. Kisah suksesnya di industri ini diharapkan bisa menjadi role model bagi agen asuransi lain sehingga bisa memajukan industri asuransi jiwa.
Hadir pula dalam peluncuran buku Jejak Langkah Para Pemenang ini perwakilan manajemen dari 12 Perusahaan Asuransi Jiwa, yakni Sunlife, Alianz Life, Tokio Marine Life, FWD, Sequis Life, Manulife, Equity Life, AIA Financial, Zurich Topas Life, Prudential, Panin Dai-Ichi Life, dan Generali.
Mewakili pihak manajemen perusahaan yang hadir dalam kesempatan peluncuran buku tersebut, Eva dari FWD mengatakan, manajemen perusahaan asuransi jiwa sangat berterima kasih dengan terbitnya buku Jejak Langkah Para Pemenang.
“Kami pastinya menyambut dengan gembira. Buku ini adalah 50 kekuatan yang harus segera diangkat, disebarluaskan. Karena para agen akan mendapatkan guidence dari buku ini,” demikian Eva. ***