JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia meyakini bahwa SSK ke depan akan tetap terjaga, di tengah tantangan global maupun domestik yang perlu diwaspadai.
Hal ini menjadi intisari dalam buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No.39 “Sinergi dan Inovasi Kebijakan untuk Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional” yang diluncurkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada Jumat (21/10/22).
Gubernur Bank Indonesia menyampaikan 3 (tiga) aspek penting dari buku KSK No.39. Pertama, asesmen Bank Indonesia menunjukkan bahwa stabilitas sistem keuangan berada dalam kondisi yang terjaga, di tengah perlambatan ekonomi dunia, tingginya inflasi global serta agresifnya pengetatan kebijakan moneter negara maju.
Kedua, inovasi kebijakan, termasuk kebijakan makruprudensial akomodatif terus diperkuat untuk mendorong kinerja intermediasi serta inklusi keuangan, dengan tetap menjaga ketahanan sistem keuangan.
Ketiga, sinergi kebijakan Bank Indonesia dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Peluncuran tersebut dilanjutkan dengan Seminar “Sinergi dan Inovasi Kebijakan untuk Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional” yang dibuka oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Seminar ini dihadiri juga oleh kalangan akademisi, perwakilan perbankan, dunia usaha dan asosiasi.
Hadir sebagai narasumber Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Mal Isnaini Sri Meyyanti; Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho; Direktur Asesmen dan Kebijakan SSK KSSK, Bambang Arianto; dan Dosen UGM, Sekar Utami Setiastuti.
Buku KSK No.39 dapat diunduh dalam format digital melalui website Bank Indonesia. Buku yang diterbitkan setiap semester ini disajikan kepada publik sebagai salah satu wujud nyata dari kuatnya komitmen Bank Indonesia akan transparansi, akuntabilitas, sinergi, dan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya sebagai otoritas pengaturan dan pengawasan makroprudensial.
Transparansi dan akuntabilitas bukan hanya merupakan pemenuhan tata kelola, tapi juga wujud instrumen Bank Indonesia dalam melakukan sinergi dan inovasi kebijakan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.***