JAKARTA, Stabilitas.id – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah melambung tinggi hingg Rp15.265, per siang ini, pada Kamis (29/9/22). Pergerakan ini menunjukan penguatan dolar AS sebesar 0,98% pada hari yang sama.
Jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dolar AS tercatat mengalami kenaikan 1,38% atau dalam rentang Rp14.917-Rp15.265. Sejak awal tahun, pergerakan dolar AS terhadap rupiah mengalami penguatan hingga 6,79%, yang artinya dolar AS sudah naik 1000 poin sejak awal tahun.
Dilansir dari detik.com, Direktur Center of Economic Law and studies CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan, hal ini sangat beresiko terhadap beberapa bahan pangan yang impornya besar. Biaya impor akan meningkat dan membuat distributor menaikkan harga di dalam negeri.
“Dari biaya impor akan membengkak karena rupiahnya melemah, membuat para distributor akan menyesuaikan harga dalam negeri. Hal ini akan menimbulkan imported inflation atau inflasi karena biaya impor yang membengkak,” ungkap Bhima.
Para ekonom memprediksikan bahwa penguatan dolar AS terhadap rupiah masih akan terjadi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penguatan tersebut, salah satunya adalah pernyataan dari pejabat the fed yang menyatakan pihaknya akan tetap hawkish.
Selain itu, Rusia akan menurunkan produksi minyak 1 juta barel pada pertemuan OPEC+ oktober nanti. Hal ini nantinya membuat pasar saham dan obligasi New York melemah.
Penguatan dolar AS ini juga terjadi pada hampir seluruh mata uang di dunia. Dilaporkan juga, pada siang ini, rupiah melemah terhadap yuan-China, dolar Hongkong dan won-Korea Selatan.***