JAKARTA, Stabilitas.id – Persoalan pangan adalah persoalan terkait Human Rights yang juga menjadi tantangan global yang ada saat ini, di tengah krisis perubahan iklim dan masih adanya ancaman dari pandemi Covid-19.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat membuka Pertemuan Tingkat Pertama Menteri Pertanian G20 atau Agriculture Minister Meeting (AMM) yang dilaksanakan di Jimbaran, Bali, pada Rabu (28/9/22).
“Persoalan tentang pangan adalah persoalan yang berkaitan dengan Human Rights, Kehadiran seluruh delegasi di sini menunjukkan komitmen kita semua untuk mengatasi ancaman krisis pangan global dan dukungan penuh kepada Presidensi G20 Indonesia” ungkap Syahrul.
BERITA TERKAIT
Syahrul juga mengatakan, dibutuhkan gerakan dan komitmen bersama seluruh negara – negara G20 untuk mengambil tindakan segera mendorong percepatan transformasi sistem pertanian dan pangan.
“Kita harus melakukan tindakan segera dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, untuk mendorong percepatan transformasi sistem pertanian dan pangan menjadi lebih efisien, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan serta memastikan produksi pangan, gizi, dan lingkungan yang lebih baik, tidak ada yang terlewatkan dan tertinggal” jelas Syahrul.
Ia melanjutkan, pertemuan ini akan fokus mendiskusikan tiga isu prioritas yang pertama adalah Mempromosikan Sistem Pertanian dan Pangan yang Tangguh dan Berkelanjutan.
Kedua Mempromosikan Perdagangan Pertanian yang Terbuka, Adil, Dapat Diprediksi, Transparan, dan Non-Diskriminatif untuk Memastikan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pangan untuk Semua; dan
“Dan yang terakhir adalah kewirausahaan Pertanian Inovatif melalui Pertanian Digital untuk Meningkatkan Penghidupan Petani di Pedesaan” lanjut Syahrul.
Dalam penutupnya, Syahrul mengatakan, ketiga isu prioritas tersebut akan mudah terealisasi apabila semua negara G20 berkomitmen untuk bergerak bersama.
“Kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan saat ini dan di masa datang, Kami yakin, hanya dengan kolaborasi dan sinergi yang erat kita dapat mewujudkan Recover Together, Recover Stronger” tutup Syahrul.***