JAKARTA, Stabilitas.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B Pandjaitan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengembalikan kejayaan maritim sebagai Pusat Peradaban Maritim Dunia.
Hal ini disampaikan Menko Marves Luhut pada acara Hari Maritim Nasional yang ke-58, yang mengangkat tema “Maritim Tangguh untuk Pembangunan Berkelanjutan”, pada Jumat (23/9/22).
“Semua harus memberikan perhatian khusus untuk pembangunan kemaritiman. Meningkatkan literasi bangsa di bidang kemaritiman menjadi Langkah awal. Namun, tetap harus kita lanjutkan dengan aksi nyata meraih kembali kejayaan bahari,” ungkap Menko Luhut.
BERITA TERKAIT
Menko Marves juga menegaskan, kegiatan kemaritiman bukan hanya aktifitas yang terkait dengan laut saja. Kajian tentang ekonomi maritim yang dilaksanakan telah menghasilkan pemahaman tentang ekonomi maritim sebagai kegiatan ekonomi yang terjadi di kawasan perairan dan kegiatan di tempat lain yang memanfaatkan sumberdaya alam yang berasal dari kawasan perairan, serta kegiatan di tempat lain yang menghasilkan barang dan jasa untuk dimanfaatkan pada kawasan perairan.
Oleh karena itu, industri yang berlokasi di darat yang mengolah sumber daya alam dari perairan juga termasuk kegiatan ekonomi maritim. Begitu pula industri yang menghasilkan peralatan untuk eksplorasi, eksploitasi, dan konservasi kawasan perairan.
Selain itu, Menko Luhut juga berharap agar Indonesia dapat memperkuat pembangunan kemaritiman, “Memperkuat pembangunan kemaritiman merupakan pilihan yang tepat untuk itu. Oleh karena itu, pembangunan maritim ke depan harus diarahkan untuk merebut kembali kejayaan maritim sebagai negeri maritim yang kuat dan bangsa bahari yang unggul seperti di masa lampau. Kita harus kembali menjadi Pusat Peradaban Maritim Dunia,” jelasnya.
Dalam memajukan dan memperkuat ekonomi maritim bukan menjadi sasaran akhir dalam pembangunan maritim Indonesia. Namun, yang menjadi utama adalah kesejahteraan rakyat yang merata dan berkeadilan di seluruh wilayah di Indonesia.
Strategi yang dapat dilakukan oleh Indonesia, yaitu melalui strategi ekonomi, politik, dan budaya. Strategi ekonomi untuk menggali dan mengembangkan potensi ekonomi maritim sebesarbesarnya bagi kesejahteraan rakyat yang adil dan merata.
Kemudian, strategi politik digunakan untuk memperkuat kedaulatan dan ketahanan maritim, serta penatakelolaan maritim yang baik.
Selain itu, strategi budaya juga dipayakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memajukan karakter dan budaya, serta memajukan sumber daya manusia yang selaras dengan perkembangan IPTEK kelautan.
Di samping itu, Kemenko Marves sedang mengkaji kontribusi ekonomi maritim berbasis konsep baru ekonomi maritim dengan mengadopsi konsep ocean account yang sedang berkembang di dunia, “Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa mengetahui besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Maritim berdasarkan pemahaman ini. Capaian PDB Maritim juga akan menjadi feed back pembangunan kemaritiman yang akan kita laksanakan di waktu-waktu mendatang,” jelasnya.
Kajian sementara ekonomi maritim yang dilakukan oleh BRIN bersama Kemenko Marves estimasi nilai PDB kemaritiman Indonesia pada 2020 sebesar Rp1.212 triliun atau 11,31% dari PDB nasional yang mencapai Rp10.722 triliun. Nilai ini turun sekitar Rp19 triliun dari 2019 yang mencapai Rp1.231 triliun. Penurunan ini diduga sebagai dampak pandemi Covid–19. Akan tetapi meskipun nilainya turun, namun kontribusinya mengalami peningkatan dari sebesar 11,25% pada tahun 2019 menjadi 11,3% di 2020. Hal ini menjadi indikasi bahwa kemaritiman cukup kuat menghadapi krisis global seperti Covid-19.
Pada tahun 2024 nanti, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang pertama akan berakhir. Selanjutnya, pemerintah akan menyusun RPJPN yang kedua untuk kurun waktu tahun 2025-2045.***