JAKARTA, Stabilitas.id – Komitmen Indonesia untuk terus membangun Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komitmen yang tidak dapat dinegosiasikan.
Seiring dengan visi Indonesia Emas 2045 yaitu bercita-cita menjadi high-income economy, prospeknya jumlah penduduk akan mencapai 309 juta orang dengan mayoritas usia produktif, hidup di perkotaan, dan berpenghasilan menengah.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada Acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Indonesia Tahun 2022 yang dilaksanakan secara hybrid, Senin (8/8/22).
BERITA TERKAIT
“Tidak akan mungkin terjadi dan tidak akan menjadi negara maju kalau kita tidak terus menerus melakukan pekerjaan rumah penting kita yaitu membangun SDM, infrastruktur, birokrasi, dan transformasi ekonomi kita,” ungkap Menkeu.
Menkeu melanjutkan, Pemerintah menggunakan APBN untuk mendukung peningkatan kualitas SDM. Dalam hal ini melalui berbagai program baik dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun jaring pengaman sosial.
“Indonesia sebetulnya telah mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan. Anggaran pendidikan kita tidak hanya dikeluarkan untuk dihabiskan, kita juga mendesain anggaran pendidikan untuk generasi yang akan datang,” lanjut Menkeu.
Sebagian dari anggaran pendidikan setiap tahun disisihkan sebagai dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Pokok dana abadi di bidang pendidikan yang terakumulasi sampai dengan 31 Maret 2022 sebesar Rp99,11 Triliun, sementara itu rencana alokasi dana abadi di bidang pendidikan pada APBN Tahun Anggaran 2022 yaitu Rp20 Triliun.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2021 tentang Dana Abadi di Bidang Pendidikan menetapkan LPDP sebagai pengelola dana abadi pendidikan, dana abadi penelitian, dana abadi perguruan tinggi, dan dana abadi kebudayaan.
“Dana abadi pendidikan termasuk untuk pembiayaan beasiswa bagi para mahasiswa untuk meneruskan di sekolah-sekolah terbaik di dalam dan di luar negeri.
Dana abadi perguruan tinggi yang ini untuk mendukung agar perguruan-perguruan tinggi Indonesia menjadi perguruan perguruan tinggi yang mampu memiliki skor atau dalam hal ini prestasi di level dunia. Indonesia juga memiliki dana abadi kebudayaan,” tutup Menkeu.***