JAKARTA, Stabilitas.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) masih diperkirakan tetap kuat di tengah meningkatnya tekanan terhadap arus modal keluar.
Hal ini diungkapkan Menkeu pada Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala III Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) 2022 yang dilaksanakan secara hybrid, pada Senin (1/8/22).
Transaksi berjalan pada triwulan II 2022 diproyeksikan mencatat surplus dan lebih tinggi dibandingkan capaian surplus triwulan I.
BERITA TERKAIT
“Hal ini terutama didukung oleh kenaikan surplus di neraca perdagangan terutama akibat tingginya harga komoditas global yang merupakan barang-barang ekspor Indonesia,” ungkap Menkeu
Pada Juni 2022 surplus neraca perdagangan tercatat mencapai USD5,09 Miliar. Selama triwulan II 2022, surplus neraca perdagangan mencapai USD15,55 Miliar.
Di sisi lain, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan tetap terjaga didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing. Investasi portofolio pada triwulan II 2022 mencatat net inflow sebesar USD0,2 Miliar.
Namun demikian memasuki triwulan III 2022, investasi portofolio mencatat net outflow sebesar USD2,05 Miliar.
“Hal ini sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi,” jelas Menkeu.
Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2022 masih tetap kuat. Tercatat cadangan devisa Indonesia USD136,4 Miliar atau setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor.***