JAKARTA, Stabilitas.id – Perusahaan E-Commerce Amazon melaporkan kerugian kuartal karena penjualan online yang mengalami penurunan dan turunnya nilai saham di perusahaan kendaraan listrik Rivian. Kerugian kuartal ini dianggap yang pertama kali terjadi sejak tahun 2015.
Penjualan online di e-commerce ini mengalami penurunan yang cukup besar sebanyak 3% di tiga bulan pertama tahun ini. Sementara itu, perusahaan besar lainnya, Apple, juga memprediksikan turunnya penjualan pada kisaran $ 8 miliyar (£ 6.4) karena lockdown yang dilakukan di China. Kedua perusahaan ini mengakui, adanya kekurangan suplai bahan dan dampak dari perang Ukraina menjadi salah satu alasan terjadinya kerugian.
Disisi lain, bisnis miliki Amazon lainnya, termasuk cloud computing dan periklanan, semakin meningkat. Perusahaan melaporkan kerugian sebesar $ 3,8 miliyar, khususnya kerugian terbesar di $ 7,6 miliyar value sahamnya di Rivian.
Amazon melakukan investasi di Rivian pada 2019 lalu, dengan tujuan melakukan delivery (pengiriman) dengan kendaraan listrik dan memiliki hampir 20% saham di perusahaan tersebut. Namun, harga saham Rivian mengalami penurunan sejak awal tahun ini karena perusahaan mengalami kesulitan dalam meningkatkan produksinya.
Secara keseluruhan, Amazon memperkirakan kenaikan penjualan paling sedikit 3% dalam beberapa bulan mendatang. Angka ini berkurang dari pertumbuhan hingga dua digit yang biasanya dicapai selama beberapa tahun terakhir, bahkan sebelum pandemi.
“Pandemi dan perang yang terus berlangsung di Ukraina telah membawa pertumbuhan yang tidak biasa dan tantangan dalam perusahaan,” ungkap Andy jassy selaku Chief Executive Amazon.
Ia juga menambahkan bahwa perusahaan tengah menghadapi peningkatan biaya, dengan “tekanan inflasi dan rantai pasokan yang sedang berlangsung”. Karena hal ini, saham Amazon turun hingga 12% pada perdagangan yang berlangsung di AS pada Jumat (29/4/22).
Di sisi lain, penjualan perusahaan mengalami peningkatan secara keseluruhan, naik sebanyak 7% yoy menjadi $ 116,4 miliar, di dukung oleh Amazon Web Services (AWS) yang merupakan cloud-computing division dan berhasil menaikkan laba perusahaan.
AWS revenue naik hinga 37% yoy, sedangkan revenue periklanan juga tetap kuat dan naik hingga 23%. Namun, selain adanya kenaikan, ada juga yang mengalami penurunan khusunya di bisnis internasional yang menurun sebanyak 6%. Pengeluaran juga mengalami kenaikan dengan cepat, dengan inflasi menambah $ 2 miliyar selama kuartal ini.
Selain Amazon, perusahaan teknologi lainnya seperti Apple, Facebook dan Netflix juga mengalami penurunan revenue di tahun ini.***