JAKARTA, Stabilitas.id – PT Bank Jago Tbk menunjukan pertumbuhan positif dan efisien dengan risiko kredit yang terjaga pada kuartal I-2022. Bank Jago berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp 6,14 triliun pada kuartal I-2022. Angka ini meningkat sebanyak 367% dari periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 1,29 triliun.
Salah satu layanan Bank Jago, yaitu Jago Syariah juga berkontribusi secara optimal dengan nilai pembayaran sebesar Rp 2,4 triliun pada akhir kuartal I-2022.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar, mengatakan bahwa, segmen konvensional dan syariah berhasil tumbuh cepat dan merata. Pembiayaan syariah secara cepat merupakan kontribusi perseoran untuk pemulihan ekonomi Indonesia.
BERITA TERKAIT
Bank Jago tetap menjaga risiko kredit dan pembiayaan syariah yang rendah di tengah oertumbuhannya yang cepat dan efisien. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross berada di level 1,5% dan NPL nett berada di level 0,4%. Rasio ini dinilai jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional.
Pendapatan bunga dan pendapatan syariah meningkat 729% secara yoy (year-on-year) menjadi Rp347 miliar pada kuartal I-2022. Sementara itu beban bunga dan beban syariah tercatat sebesar Rp31 miliar, naik 267% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp316 miliar atau tumbuh 845% yoy.
Menurunnya beban bunga, diperkirakan karena hadirnya aplikasi Jago yang diluncurkan dan Jago Syariah. Jumlah nasabah funding hingga akhir Maret 2022 mencapai 2,3 juta. angka ini tumbuh 71% dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah. Hal ini mendorong dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 340% menjadi Rp4,21 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Current account savings account (CASA) meningkat 817% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp2,29 triliun, sedangkan deposito tumbuh 172% menjadi Rp1,92 triliun. Dengan demikian porsi CASA terhadap total DPK pada akhir Maret 2022 meningkat menjadi 54,4% dan deposito turun menjadi 45,6%.
Peningkatan CASA berdampak langsung terhadap penurunan cost of fund menjadi 3,2% dibandingkan setahun sebelumnya 4,1%. Sementara itu net interest margin (NIM) berada di level 11,1%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7,7%.
Pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah, dan struktur biaya dana yang baik berdampak positif pada perolehan laba bersih setelah pajak sebesar Rp19 miliar, berbanding terbalik dengan kuartal I-2021 yang mencatatkan kerugian.
Return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) meningkat menjadi masing-masing 0,8% dan 1%. Tingkat efisiensi juga mengalami kenaikan yang tercermin dari cost-to-income ratio (CIR) yang menurun secara signifikan dari 229% pada kuartal I-2021 menjadi 74% pada kuartal sama tahun ini.
“Kami ingin tumbuh dengan seimbang, yakni ekspansi bisnis yang cepat namun tetap menjaga profitabilitas. Kami percaya dengan strategi ini kami bisa lebih tumbuh secara cepat dan berkelanjutan tetapi tetap menerapkan prinsip kehati-hatian,” jelas Kharim.
Guna mendukung eskpansi bisnis ke depannya, Bank Jago memiliki capital adequancy ratio (CAR) yang cukup kuat, yakni sebesar 131% pada akhir Maret 2022. Bank Jago juga mencatatkan total aset sebesar Rp 12,82 triilun, angka ini tumbuh 39% dari periode yang sama tahun sebelumnya.***