JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 18-22 April 2022
- Pada akhir hari Kamis, 21 April 2022
- Rupiah ditutup stabil di level (bid) Rp14.343 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 6,95%.
- DXY[1] menguat ke level 100,58.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 2,910%.
- Pada pagi hari Jumat, 25 April 2022
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.350 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun di level 6,94%.
Aliran Modal Asing (Minggu III April 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 100,33 bps per 21 April 2022 dari 98,17 bps per 15 April 2022, sejalan risk off di pasar keuangan global.
- Berdasarkan data transaksi 18-21 April 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp0,45 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp2,71 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp3,15 triliun.
- Berdasarkan data setelmen s.d 21 April 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp47,52 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp42,12 triliun di pasar saham.
Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III April 2022, perkembangan harga pada Minggu III April 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,74% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi April 2022 secara tahun kalender sebesar 1,95% (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,26% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi April 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,26% (mtm), bensin sebesar 0,18% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,08% (mtm), bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04% (mtm), telur ayam ras, sabun detergen bubuk/cair dan jeruk masing-masing sebesar 0,02% (mtm), daging sapi, bawang putih, tempe, bayam, kangkung, nasi dengan lauk, ayam goreng, rokok kretek dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu tomat dan cabai rawit masing – masing sebesar -0,02% (mtm) dan -0,01% (mtm).
Bank Indonesia memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan yang meningkat, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.***