JAKARTA, Stabilitas.id – Pemerintah luncurkan layanan one stop service fasilitas ekspor nonmigas, InaExport dalam kegiatan bertajuk Soft Launch InaExport di Bogor pada Senin (11/4/22).
Kegiatan ini merupakan dorongan transformasi digital yang mengikutsertakan eksportir dalam platform perdagangan melalui sistem elektronik (e-commerce), acara daring, dan program pameran daring.
“Kementerian Perdagangan mengembangkan InaExport dengan tujuan menjadikannya sebagai platform pelayanan satu pintu (one stop service) fasilitasi ekspor nonmigas untuk menghubungkan dan mempromosikan pelaku usaha atau eksportir Indonesia ke buyer internasional.
Tidak hanya membantu penjualan dan penjualan, tapi juga pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk siap menghadapi pasar global,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam rilisnya, pada Selasa (12/04).
Lebih lanjut, Jerry mengatakan InaExport berusaha memberi kemudahan pengkinian data secara efektif dan efisien.
“Bersama dengan seluruh perwakilan perdagangan di luar negeri dan jaringan buyer, InaExport bertujuan mendukung kesinambungan bagi pertumbuhan bisnis dalam keadaan yang nyaman bagi kedua belah pihak,” kata Jerry.
Hingga saat ini, dalam sistem InaExport telah terdapat 11.650 pemasok terverifikasi, 6.121 produk, 534 informasi pasar, 27 kegiatan, dan 48 perwakilan internasional.
Jerry meyakini kondisi normal baru (new normal) menjadi momentum yang mengakselerasi ekonomi digital di Indonesia yang telah menunjukkan potensi yang cukup besar. Konsumen digital meningkat dari sebelum pandemi 69,5 persen menjadi 79,7 persen pada 2021.
Ia juga menambahkan, penjualan digital semakin akrab dengan perkembangan teknologi. Hal ini menunjukan ekosistem ekonomi digital berada di jalur yang benar. Kontribusi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp 623 triliun atau 4 persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia.***