JAKARTA, Stabilitas.id – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi & UMKM (KUMKM) Senin-Selasa 28-29 Maret 2022 di SMESCO Gatot Subroto Jakarta.
Rakornas yang dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo ini menghadirkan perwakilan beragam stakeholder transformasi digital UMKM dan koperasi, mulai dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, perusahaan perintis berbasis teknologi digital, komunitas dan asosiasi pendamping UMKM serta lembaga pembiayaan bank dan non perbankan.
Presiden membuka kegiatan Rakornas dengan mengharapkan kerjasama semua pihak dalam mewujudkan target 30 juta UMKM onboard pada ekosistem digital dan tercetaknya 500 koperasi modern pada 2024. Beliau juga menyampaikan arahan untuk mewujudkan hadirnya 1 juta produk UMKM pada platform pengadaan barang dan jasa pemerintah LKPP di tahun 2022 ini.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga menyampaikan optimisme tercapainya target tersebut, sekaligus menyampaikan harapan agar Rakornas ini juga memunculkan beragam kolaborasi lintas stakeholder dalam menjawab tantangan transformasi digital.
Rakornas Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap KUMKM 2022 dibagi kepada tiga Working Group yang memiliki fokus bahasan berbeda. Working Group 1 membahas strategi transformasi digital KUMKM, Working Group 2 terkait optimasi teknologi digital bagi KUMKM yang telah hadir pada platform digital, serta Working Group 3 yang mengulas aspek pendataan KUMKM sebagai fundamental Basis Data Tunggal Koperasi dan UMKM Indonesia.
Turut hadir juga, Komisaris Telkomsel Wishnutama Kusubandio yang hadir sebagai panel pakar pada kesempatan tersebut menggarisbawahi krusialnya mempersiapkan sumber daya manusia yang tepat agar tantangan yang dihadirkan oleh disrupsi digital dapat memberi dampak positif bagi masyarakat.
“Dengan perubahan lansekap tenaga kerja di depan mata akibat gelombang demi gelombang disrupsi digital, Indonesia akan kehilangan jutaan lapangan kerja. Namun demikian, potensi hingga 46 juta lapangan kerja baru ini justru akan muncul, hanya jika seluruh stakeholder bersinergi dan mempersiapkan bersama-sama SDM dan talent digital yang memberikan kesempatan daya saing tinggi bagi UMKM Indonesia.” ujar Wishnutama.
Wishnutama menambahkan, “Hanya seluas layar HP ini nih, yang jadi tempat berlaga seluruh brand di dunia. Jadi kita jangan mau kalah, kualitas brand dan produk harus kuat, sambil terus optimalkan teknologi digital. Jangan sampai potensi ekonomi digital kita yang besar sekali malah cuma jadi pasar saja, harus kita jadi tokoh utamanya.”
Fiki Satari memaparkan singkat perihal teknologi Web3.0 beserta elemennya seperti blockchain hingga NFT. “Meski implementasi konsepsi Web3.0 ini masih terus berproses, tapi penting bagi seluruh stakeholder, khususnya elemen pemerintah untuk memahami, sehingga dapat memastikan ketika saatnya tiba tidak terjadi kaget dan kekosongan hukum akibat regulasi yang belum siap” ujarnya.
Beliau turut menambahkan implementasi teknologi digital juga menyesuaikan dengan skala usaha serta level adaptabilitas digital dari UMKM, sehingga tidak perlu dipaksa langsung menggunakan teknologi terbaru, yang paling penting bagi pemerintah adalah mempersiapkan ekosistem usaha yang memudahkan pelaku usaha memanfaatkan teknologi ini.***