JAKARTA, Stabilitas.id – Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) menghimbau kepada para agen asuransi agar memperkenalkan produk asuransi kepada masyarakat dengan logika yang mudah diterima guna mengurangi potensi mis selling.
“Memang kita harus pahami apa yang akan kita beli. Tidak bisa kalau ada masalah berarti jelek. Maka saat beli asuransi harus paham, oh ada unsur investasi, tetapi bukan tabungan seperti di bank.
Maka kita dorong agen asuransi harus bertindak profesional. Gali apa yang dibutuhkan calon tertanggung. Jangan miss selling. Itu kode etik financial planner, karena harus mengutamakan kepentingan nasabah,” jelas Financial Planner yang juga Duta PAAI, Deddy Karyanto di Jakarta, Senin (14/3/2022).
BERITA TERKAIT
Dia menegaskan, masyarakat yang akan membeli produk asuransi juga harus pahami kontrak polis. Sebab asuransi adalah perjanjian yang perlu dipahami para pihak yang menyetujuinya. Apalagi dalam perjanjian, nasabah bukan sebagai investor tetapi sebagai tertanggung dan juga sebagai pemegang polis
“Jadi nasabah atau pemegang polis harus paham bahwa kalau beli unitlink, itu program proteksi jangka panjang, bukan investasi murni, karena di situ perlindungan yang utama. Lalu ada biaya-biaya, sama seperti ketika beli produk handphone, ada biaya riset, distribusi, dan lainnya,” tambah Deddy
Sementara itu, Bonita Larope, Financial Planner yang juga anngota PAAI, mengatakan bahwa masyarakat atau calon pemegang polis sejatinya punya waktu untuk mempelajari perjanjian polis. “Ada masa free look bagi calon pemegang polis untuk mempelajari kontrak polis. Jika tidak sesuai, bisa mengajukan pembatalan. Jadi jangan percaya saja pada agen,” imbuhnya.
Semakin Kompetitif
Founder PAAI, Wong Sandy Surya menghimbau kepada para agen asuransi untuk bergabung dalam wadah PAAI sehingga setiap agen punya pemahan yang sama, memberi solusi terbaik bagi nasabah.
Dia menambahkan, memang, seperti data AAJI, bahwa jumlah agen tersertifikasi alami penurunan di masa pandemi. Hal itu berdampak pada kontribusi pendapatan premi dari jalur keagenan. Namun, katanya, pandemi memberi tantangan dan pelajaran bagi banyak bisnis.
“Tentu pendapatan turun karena jumlah agen turun. Tetapi masyarakat makin sadar dan ikut program, dan itu membuat produk industri asuransi makin kompetitif. Jadi fokus agen bukan pada komisi, tetapi produk untuk bisnis jangka panjang,” ungkapnya***