JAKARTA, Stabilitas.id – Jumlah pasien virus corona yang dirawat di kawasan Eropa meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu, kata seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Laju penularan Covid-19 saat ini di Eropa menjadi keprihatinan besar. Kawasan itu dapat mencatat setengah juta lebih banyak kematian akibat penyakit itu pada Februari 2022 jika tren saat ini berlanjut,” kata Hans Kluge, direktur kesehatan global untuk wilayah Eropa, Jumat 5 November 2021.
Kluge mengatakan kepada media pekan lalu, kawasan Eropa menyumbang 59% dari semua kasus secara global dan 48% dari kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan.
“Secara keseluruhan, kawasan Eropa memiliki lebih banyak kasus yang dilaporkan (78 juta) daripada gabungan wilayah Asia Tenggara, Mediterania Timur, Pasifik Barat dan Afrika. Kita, sekali lagi, berada di pusat gempa,” tambahnya.
Beberapa negara di benua Eropa telah melaporkan adanya peningkatan kasus virus corona. Pada hari Kamis, Jerman melaporkan 33.949 kasus baru Covid-19, kenaikan satu hari tertinggi sejak pandemi melanda di negara itu pada awal 2020.
Pada hari Rabu, Prancis mencatat 10.050 kasus virus corona baru. Ini adalah pertama kalinya sejak 14 September negara itu melaporkan lebih dari 10.000 warganya terinfeksi,.
Kluge mengatakan bahwa menurut data WHO, tingkat rawat inap karena virus corona meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu.
“Menurut satu perkiraan yang bisa dipercaya, jika kita tetap pada lintasan ini, kita dapat melihat setengah juta kematian Covid-19 lainnya di kawasan ini pada minggu pertama Februari tahun depan. Dan 43 negara di kawasan kita akan menghadapi tekanan tinggi hingga ekstrem dengan membludaknya pasien di rumah sakit,” katanya.
Klug menambahkan, kasus Covid-19 telah meningkat di Eropa karena cakupan vaksinasi yang tidak memadai. Di wilayah Baltik, Eropa Tengah dan Timur dan Balkan, tingkat penerimaan pasien Covid di rumah sakit sangat tinggi.
“Variasi cakupan vaksinasi ini mencerminkan beberapa masalah seputar pemberian layanan imunisasi serta kurangnya kepercayaan dan/atau kepuasan diri oleh beberapa kelompok masyarakat,” kata Kluge.
“Sangat penting bahwa pihak berwenang menginvestasikan semua upaya untuk mempercepat laju peluncuran vaksinasi,” pungkasnya.***