JAKARTA, Stabilitas.id – Dinamika isu lingkungan, digitalisasi dan situasi pandemi membuat seluruh entitas bisnis dunia mengatur ulang strategi usahanya, tidak terkecuali bank. Setiap bank dan institusi keuangan lainnya terus mengkalkulasi ulang dengan senantiasa menyertakan elemen risiko pada perumusan strategi bisnis mereka.
Disrupsi teknologi dan perubahan iklim dipercepat dampaknya melalui pandemi yang terjadi membuat seolah perumusan strategi bisnis berbasis risiko sebelumnya terkadang menjadi hampa. Meningkatkan return of investment (ROI) sebagai tujuan utama, berganti menjadi mempertahankan bahkan berupaya agar tidak negatif menjadi prioritas utama agar mampu bertahan.
Pada umumnya setiap institusi telah mempertimbangkan sejumlah risiko yang mereka percaya akan menganggu proses bisnis mereka. Hal tersebut mungkin akan lebih familiar dengan istilah Expected loss. Sedangkan segala risiko yang luput dari perhitungan pihak manajemen dan mampu menciptakan sebuah kerugian bagi perusahaan lebih dikenal dengan istilah unexpected loss. Pandemi membuat peningkatan unexpected loss bagi bank merangkak nalk, walaupun lajunya dapat diperlambat dengan berbagai kebijakan dari pemerintah.
BERITA TERKAIT
Pemahaman dan penyegaran manajemen risiko yang komprehensif di kala dan pasca pandemi sekaligus berselancar pada perubahan iklim dan disrupsi teknologi, telah mentransformasi variable unxpected loss menjadi expected loss. Tetapi bukankah expected loss juga merupakan sebuah yang merugikan dari sisi finansial!
Di sinilah sekali lagi ilmu manajemen risiko mengambil peran penting dengan mengusung pengoptimalan konsep risk return trade off, yaitu sebuah konsep yang menjelaskan bahwa expected loss berjalan beriringan dengan keuntungan yang mungkin diperoleh oleh entitas bisnis tersebut. Segala manfaat yang ditawarkan oleh penerapan ilmu manajemen risiko tersebut tentu menjadi hidangan wajib bagi para jajaran manajemen bank selaku pengambil keputusan stratejik.
Maka dari itu, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menggelar Executive Risk Management Refreshment Program secara berkala. Kali ini Executive Risk Management Refreshment Program dilakukan dengan suasana yang lebih santai, yakni di Madrid dan Barcelona. Dengan demikian, para peserta selain belajar untuk refresh kompetensi manajemen risiko, juga sekaligus refreshing melalui kegiatan traveling.
Pentingnya Risk Management Refreshment Program
Pertanyaan mendasar selalu muncul, mengapa program Executive Risk Management Refreshment menjadi sangat penting. Jawaban sederhananya, karena akan sulit untuk mengharapkan risiko yang dihadapi bank mengancam dengan cara yang sama.
“We know accurately only when we know little, with knowledge doubt increase.” Pernyataan yang terucap dari Johann Wolfgang itu kiranya mampu menjadi kalimat pembuka yang tepat tentang alasan mengapa refreshment program itu penting. Risiko akan selalu ada, namun risiko terbesar adalah ketika kita hanya berdiam diri dalam menghadapi risiko. Hal itulah yang melatarbelakangi, pentingnya pelaku industri perbakan untuk terus berupaya mengkinikan pemahaman kita terhadap risiko karena pada akhirnya, risiko harus dihadapi dan dikelola.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia dalam mengeluarkan Peraturan terkait Program Pengkinian Pengetahuan dan Kompetensi di Bidang Manajemen Risiko yang dilaksanakan setiap 2 dan 4 tahun. Peraturan tersebut menjadi syarat yang disertai penekanan bahwa risiko yang dihadapi sektor perbankan 2 tahun lalu tentu berbeda dengan risiko yang dihadapi tahun ini. Maka pemahaman terkait upaya mitigasi dan solusi terhadap risiko perlu terus diperbarui, karena akan sulit untuk mengharapkan risiko yang dihadapi bank mengancam dengan cara yang sama.
Oleh karena itu, dengan mengiktui program Risk Management Refreshment para peserta diharapkan dapat memperoleh beberapa hal berikut: Memperoleh kebaharuan pemahaman mengenai manajemen risiko di situasl terkini; Memperoleh perspektif baru mengenai pengelolaan risiko di industry keuangan perbankan di negara lain terutama terkait perubahan lingkungan dan disrupsi digital; Memperoleh penyegaran wawasan mengenai produk perbankan yang mampu berkinerja baik di kondisi pandemic pada negara lain; Memperoleh penyegaran wawasan akan peran pemerintah dan kebijakan pemulihan perekonomian pasca pandemic di negara lain; Memperoleh pengetahuan sejauh mana teknologi dapat membantu perusahaan bertahan dalam menghadapi pandemi di negara lain; Memperoleh pengetahuan bagaimana perbankan dapat berperan secara optimal dalam menghadapi isu lingkungan hidup.
Rencana Materi Program
Para peserta Executive Risk Management Refreshment Program yang digelar di Madrid dan Barcelona ini akan menjalani beberapa sesi program. Antara lain topik ‘Risk Management in the Era of Open Banking’; ‘Environmental, Social, and Governance (ESG) Implementation in Bank’, ‘Optimization the Banks Delivery Channel in Industrial Revolution 4.0’, dan ‘Restructuring Asset for Risk Mitigation’. Pemateri terdiri dari para praktisi bank terkemuka di Madrid dan Barcelona.
Untuk itu program eksekutif ini diharapkan dapat diikuti oleh para pengambil kebijakan strategis dan pemangku kepentingan perusahaan yang langsung mampu menciptakan nilai tambah kepada stake holder perusahaan, khususnya direksi dan komisaris, maupun satu level di bawahnya.
Sesuai rencana, Executive Risk Management Refreshment Program ini diagendakan akan berlangsung pada akhir Februai 2022 hingga awal Maret 2022 untuk kegiatan di Madrid dan Barcelona. Bagi para peserta yang berminat dan ingin mendaftar, atau membutuhkan informasi dan keterangan lebih lanjut terkait program ini, dapat berkomunikasi melalui perwakilan representative LPPI yakni Sdr. Indra Aditya Kusuma di nomor 021-71792012 (ext. 218) atau HP 0817 2394 738, dan email: iadityakusuma@lppi.or.id. ***