JAKARTA, Stabilitas.id — Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Lampung yang telah mencapai Rp5,27 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 154.355 debitur.
Secara rinci, dari jumlah KUR yang disalurkan oleh bank penyalur tersebut terdiri dari KUR super mikro senilai Rp182,35 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 19.780, KUR Mikro sebanyak Rp3,65 triliun untuk 125.557 debitur, KUR usaha kecil sebanyak Rp1,44 triliun untuk 8.904 debitur dan KUR TKI (Tenaga Kerja Indonedia) sebanyak Rp1,66 miliar untuk 114 debitur.
Teten mengapresiasi pemerintah provinsi Lampung yang berani memberikan subsidi bunga tambahan hingga 3%. Hal ini membuat suku bunga yang diterima UMKM menjadi lebih kecil. Dengan kebijakan ini maka tidak heran jika penyaluran KUR di Lampung cukup impresif.
BERITA TERKAIT
“Kita sediakan pembiayaan murah seperti KUR. Pagu KUR saat ini Rp253 triliun naik dibandingkan tahun lalu sebesar Rp220 triliun dengan bunga 3%. Tapi Lampung luar biasa, bisa berikan tambahan subsidi KUR hingga 3%. Ini jadi terobosan luar biasa,” ungkapnya saat melakukan kunjungan kerja ke Bandarlampung, Rabu (8/9/2021).
Teten menambahkan, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap UMKM, telah diputuskan untuk meningkatkan plafon KUR tanpa jaminan dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta. Tidak hanya itu, perpanjangan subsidi bunga 3% juga diberikan pemerintah sampai Desember 2021.
Dengan bantuan KUR berbunga rendah ini, Teten berharap UMKM bisa meningkatkan produktifitasnya sehingga mereka bisa naik kelas. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa saat pandemi covid-19, sektor UMKM menjadi salah satu yang terdampak sehingga sekitar 500 ribu pelaku usaha gulung tikar.
Oleh sebab itu pemerintah saat ini bekerja keras untuk membantu UMKM agar bisa tetap bertahan di tengah pandemi melalui penyediaan dana murah.
“Alhamdulillah UMKM yang gulung tikar menurut data BPS tidak sebesar yang diprediksi ADB (Asian Development Bank) yang dikatakan mencapai 50 persen atau 30 juta UMKM. Jumlah UMKM kita yang gulung tikar sekitar 500 ribu akibat pandemi pelaku yang gulung tukar,” kata Teten.
Teten menuturkan, saat ini pemerintah sedang mengupayakan agar plafon KUR untuk UMKM bisa mencapai Rp20 miliar dari sebelumnya hanya Rp500 juta. Wacana peningkatan plafon KUR ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan rasio kredit kepada UMKM.
Dia menambahkan, penyaluran kredit oleh perbankan terhadap UMKM masih sangat rendah yaitu 20%. Rasio kredit ini dibandingkan dengan negara-negara tetangga sangat timpang. Di Singapura besaran rasio kredit perbankan ke UMKM 39%, Malaysia 50% dan Korea Selatan hingga 81%. Pemerintah berharap dengan cara ini bisa meningkatkan rasio kredit hingga 30% di tahun 2024.
“Kita harus kejar target agar rasio kredit ke UMKM ini terus meningkat. Untuk porsi kredit ke korporasi yang besar seharusnya mengecil dan biarkan mereka mengakses pendanaan melalui pasar modal,” tuturnya.
Sementara itu, Walikota Bandarlampung Eva Dwiana mengapresiasi perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan ekonomi di Bandarlampung. Dia mengakui beberapa program yang terkait dengan pengembangan koperasi dan UMKM sudah banyak digulirkan di wilayahnya.
Meski begitu, dia berharap dukungan tersebut dapat terus ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi Lampung bisa menjadi yang tertinggi di Sumatera.
“Kita harap kerja sama dengan UMKM bisa terus dijalin dengan baik. Mudah-mudahan ada bantuan lagi bagi kota Bandarlampung untuk UMKM di sini,” pungkas Eva.