JAKARTA, Stabilitas– PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kembali menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda merombak jajaran Komisaris. Selain itu, RUPSLB yang memutuskan menggeser Askorlani dengan Rionald Silaban ini juga melaporkan kinerja keuangan Bank Mandiri.
Manajemen melaporkan pencapaian kinerja perseroan pada semester I 2019 kepada pemegang saham salah satunya terkait aspek pembiayaan, dimana penyaluran kredit Bank Mandiri pada akhir Juni 2019 naik 9,52 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp835,1 triliun. Capaian ini sangat berperan pada kemampuan bank membukukan laba bersih Rp13,5 triliun atau tumbuh 11,1 persen secara yoy pada akhir Juni lalu.
“Yang menarik, seiring dengan penerapan strategi tumbuh secara sehat dan berkesinambungan dalam jangka panjang, kami pun berhasil mendorong saldo rata-rata baki debet kredit di Bank Mandiri untuk tumbuh 12,1 persen yoy selama triwulan II-2019,”kata Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar dalam press conference usai RUPS LB di Menara Mandiri Jakarta.
Alexa mengatakan, pihaknya optimis strategi ini dapat mendukung pencapaian target kenaikan kredit 11 persen-12 persen hingga akhir tahun ini.
Selain it, Bank Mandiri berhasil menekan rasio kredit bermasalah menjadi 2,59 persen, turun 54 bps dari catatan akhir Juni 2018. Angka tersebut merupakan terendah sejak triwulan III-2015.
“Kami juga menginformasikan kepada pemegang saham terkait masih positifnya pendanaan perseroan. Hal ini terlihat pada pengumpulan Dana Pihak Ketiga (bank only) secara rata-rata tumbuh 6,8 persen yoy, atau secara konsolidasi mencapai ending balance Rp843,2 triliun pada triwulan II-2019,”kata dia.
Alexandra menambahkan, kinerja lain yang juga dilaporkan kepada pemegang saham adalah dukungan perseroan kepada program nasional percepatan penyediaan infrastruktur nasional, dimana Bank Mandiri telah memberikan kredit hingga Rp203,4 triliun per Juni 2019, atau tumbuh 22,6 persen secara yoy. Adapun 7 sektor utama penerima pembiayaan Mandiri itu adalah transportasi (Rp 39,6 triliun), tenaga listrik (Rp 43,9 triliun), migas & energi terbarukan (Rp 37,2 triliun), konstruksi (Rp 17,2 triliun), Jalan tol (Rp 17,1 triliun), telematika (Rp 22,6 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp 10,9 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp 14,7 triliun).
Sementara untuk pengembangan ekonomi kerakyatan, kami juga telah menyalurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp10,54 triliun pada paruh pertama 2019, atau sekitar 42 persen dari target tahun ini dengan jumlah penerima sebanyak 138.090 debitur. Sekitar Rp 5,4 triliun telah disalurkan kepada sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi.
Lalu pada program sosial kemasyarakatan, Bank Mandiri juga terlibat penuh pada penyaluran Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 1,6 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada 612 ribu KPM.
“Tak hanya itu, kami juga memiliki Rumah Kreatif BUMN (RKB) di 19 kota/kabupaten yang telah membina lebih dari 12.000 pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) agar mereka dapat mengkaselerasi perkembangan bisnis,”bebernya.
Pada agenda sinergi BUMN, Alexandra melanjutkan, pihaknya juga terlibat pada pengadaan sebanyak 14.216 ATM merah putih dan sebanyak 51.187 mesin EDC merah putih.