JAKARTA, Stabilitas.id — PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian kuartal I yang berakhir 31 Maret 2021 dengan Laba sebelum pajak (PBT) tercatat sebesar Rp501 miliar, turun 31,8% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara, laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) turun dari Rp538 miliar di Kuartal I 2020 menjadi Rp381 miliar di Kuartal I 2021. Hal ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan sejak Kuartal I 2020.
Meski demikian, dilihat kuartal per kuartal, Bank berhasil membukukan peningkatan PATAMI sebesar 127,6% didukung upaya Bank, yang secara selektif, memanfaatkan peluang pasar yang tengah bertumbuh melalui layanan perbankan digital. Credit cost (biaya kredit) juga menurun dibanding kuartal sebelumnya, seiring kebijakan Bank yang tetap disiplin dalam menjaga kualitas asetnya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan pencapaian kinerja perseroan per kuartal I/2021 mencerminkan kondisi ekonomi yang masih menantang di awal tahun ini.
“Perseroan akan terus memonitor risiko terhadap portofolio yang dimiliki. Pada saat yang sama, perseroan terus mengejar peluang-peluang yang ada, khususnya terkait layanan perbankan digital,”ujarnya.
Sementara itu Net Interest Income (NII), atau Pendapatan Bunga Bersih juga menurun sebesar 13,7% menjadi Rp1,7 triliun oleh karena menurunnya loan balance (saldo kredit) sementara Bank juga melihat adanya perbaikan kredit. Meskipun demikian, Bank tetap mengambil langkah untuk mempertahankan strategi pertumbuhan kredit secara selektif akibat dari pandemi.
Net Interest Margin (NIM), atau Margin Bunga Bersih juga turun sebesar 61 basis poin menjadi 4,35% di kuartal I 2021, dibandingkan 4,96% pada Maret 2020 sebagai akibat dari penurunan imbal hasil kredit.
“Penurunan imbal hasil kredit ini seiring dengan turunnya suku bunga Bank Indonesia dan sebagai akibat dari program restrukturisasi kredit kepada nasabah yang bisnisnya terdampak pandemi. Selain itu, Bank berhasil menurunkan biaya bunga (cost of funds) sebesar 126 basis poin dengan berfokus pada pertumbuhan likuiditas CASA untuk menjaga tekanan pada marjin,”beber Tazwin.
Fee-based income turun 24% menjadi Rp453 Miliar akibat menurunnya fee income terkait Global Market. Turunnya pendapatan fee-based tertahan oleh naiknya pendapatan fees terkait Bancassurance dan Wealth Management sebesar 89,7% menjadi Rp65 miliar dan 33,8% menjadi Rp40 miliar.
Sementara itu penyaluran kredit Maybank Indonesia turun 17,2% menjadi Rp101,7 triliun per 31 Maret 2021 dibanding Rp122,9 triliun per 31 Maret 2020.
Pada kuartal I, Maybank Indonesia melakukan berbagai langkah untuk mengelola biaya Overhead (OHC), sehingga dapat diturunkan 11,4% menjadi Rp1,4 triliun. Hal ini didukung oleh berbagai upaya perbaikan terkait manajemen biaya Bank dan berbagai kebijakan manajemen untuk menekan biaya pada seluruh lini bisnis Bank, sehubungan dengan diberlakukannya work from home selama pandemi.
“Bank senantiasa berupaya untuk mengedepankan perbankan digital dengan menyediakan fasilitas terbaik bagi nasabah dalam mengelola dan merencanakan keuangannya, beragam pengembangan fitur baru pada aplikasi Maybank2U (M2U) telah dilakukan selama kuartal I 2021,”imbuh Tazwin.
M2U adalah aplikasi all-in-one yang menyediakan kemudahan bagi nasabah dan mendukung gaya hidup masa kini yang bebas repot dan nyaman. Nasabah dapat membuka rekening dengan cepat melalui ‘Know Your Customer’ (KYC) secara digital, melakukan pembayaran melalui QR Pay, pembayaran berbagai tagihan, hingga saluran donasi online.
Transformasi Perbankan Digital kian menunjukan hasil yang menggembirakan, seperti tercermin pada peningkatan akuisisi nasabah dan volume transaksi. Transaksi finansial yang dilakukan melalui aplikasi M2U meningkat lebih dari 55% menjadi lebih dari 3 juta transaksi pada kuartal pertama 2021. Lebih dari 32.000 rekening tabungan/simpanan baru dibuka secara online melalui M2U selama periode tersebut. Total Dana Pihak Ketiga yang terhimpun mencapai lebih dari Rp4 triliun dan hal ini menopang Bank dari sisi pendanaan secara signifikan.
Meskipun di tengah kondisi yang menantang, rasio keuangan Bank relatif stabil. Hal ini tercermin dari tingkat Non-Performing Loan (NPL) Bank yang berada pada 4,2% (gross) dan 2,4% (net) per Maret 2021, dibandingkan dengan tingkat NPL kuartal IV 2020 yang berada pada 4,0% (gross) dan 2,5% (net). Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR Bank saja) juga tercatat sehat pada level 76,0%, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja), atau Rasio Kecukupan Likuiditas, tercatat sebesar 202,0% per kuartal I 2021, jauh di atas ketentuan minimum sebesar 100%.
Dana Pihak Ketiga Maybank Indonesia relatif stabil, yakni tercatat sebesar Rp117,1 triliun pada Maret 2021. CASA bertumbuh 9,6% menjadi Rp48,0 triliun, dimotori kenaikan rekening giro sebesar 23,3%. Rasio CASA pun membaik menjadi 41,0% dari 37,4% tahun sebelumnya.
Posisi permodalan Bank tumbuh lebih kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 25,3% per Maret 2021, dibandingkan 20,6% periode yang sama tahun lalu. Total modal tercatat naik menjadi Rp26,9 triliun dari Rp 26,2 triliun.