JAKARTA, Stabilitas– PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengumumkan Rencana Bisnis Bank (RBB). Penyesuaian ini dilakukan untuk menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan faktor dalam negeri dan internasional.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, hal ini perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan, kondisi makro ekonomi yang ada dan perkembangan industri perbankan dalam negeri.
“Penyesuaian juga mempertimbangkan perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas,” ujar Direktur Utama Bank BTN Maryono di Jakarta, Jumat, (19/7/2019).
Lebih jauh Maryono mengungkapkan terdapat beberapa perubahan RBB yang meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi akan berkisar 10 hingga 12 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK).
“Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9 hingga 11 persen untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7 hingga 9 persen, kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya,”ujar Maryono.
Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10 hingga 12 persen, dan aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8 hingga 10 persen.
Kendati pun tahun 2019 merupakan tahun yang penuh tantangan, Maryono optimis Bank BTN dapat mengejar pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini karena penyaluran kredit per Juni 2019 sudah sejalan dengan rencana perseroan.
“Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat karena perang dagang yang masih berlanjut, Bank Dunia juga prediksinya menurun dari prediksi awal yang tentu berdampak ke perbankan tapi kami tetap optimis,”kata dia
Oleh karena itu, lanjutnya, perseroan akan terus menggenjot segmen kredit yakni melaluiKredit Pemilikan Rumah (KPR) non subsidi, kredit komersial, dan kredit konstruksi.
Maryono melanjutkan, selain itu, BTN juga melakukan revisi dari target rasio perbankan. Di antaranya Capital Adequacy Ratio atau CAR yang ditargetkan bisa bertahan pada kisaran 17-19 persen, dan Non Performing Loan atau NPL gross tetap dijaga di bawah 2,5 persen.
Sejumlah strategi dijalankan Bank BTN untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Untuk Pendanaan, Bank BTN melakukan kombinasi antara dana dari wholesale funding seperti penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.
Sementara terkait dengan aksi korporasi, Bank BTN akan menjalankan rencana yang sudah ditetapkan diantaranya mengakuisisi Perusahaan Modal Ventura untuk menjadi “vehicle” untuk memiliki saham di LinkAja, dan akan menuntaskan akuisisi PT PNM Investment Management.