JAKARTA, Stabilitas – PT Indonesian Tobacco siap melepas 274.060.000 lembar sahamnya ke publik melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO). Saham-saham tersebut rencananya bakal ditawarkan ke publik dengan kisaran harga Rp180 hingga Rp230 per saham, dengan nilai nominal ditetapkan sebesar Rp50 per saham. Dengan demikian, dari pelaksanaan IPO perusahaan dapat berharap mendapatkan kucuran dana segar antara Rp49,33 miliar hingga Rp63,03 miliar.
“(Proses IPO) Akan kami lakukan mulai Juli 2019 ini. (Pelaksanaan IPO) Ini sesuai dengan cita-cita ayah Saya sebagai pendiri perusahaan ini, agar suatu saat kami bisa IPO. Dan rupanya inilah saatnya,” ujar DIrektur Utama PT Indonesian Tobacco, Djonny Saksono, usai Public Expose, di Jakarta, Selasa (28/5).
Selain itu, menurut Djonny, langkah IPO ini juga sejalan dengan keinginan perusahaan untuk terus tumbuh semakin besar hingga menjadi salah satu pemain utama di industri pengolahan tembakau di Indonesia.
Guna membantu proses IPO-nya, Djonny menjelaskan bahwa pihaknya telah menunjuk PT Philip Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana efek (underwriter) perusahaan. Rencananya, rangkaian proses IPO bakal dimulai dengan masa penawaran umum pada 25 Juni hingga 1 Juli 2019 mendatang. Berikutnya proses penjatahan rencananya bakal digelar pada 2 Juli 2019, sehingga proses pencatatan perdana (listing) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah bisa dilakukan pada 4 Juli 2019 mendatang.
“Kami benar-benar berharap dan sudah mengajukan permohonan pada BEI untuk bisa listing pada Juli 2019 mendatang, karena itu tanggal bersejarah bagi kami, yaitu tanggal lahir ayah Saya, yang merupakan pendiri dan cikal bakal berdirinya perusahaan ini,” tutur Djonny.
Sebagai informasi, PT Indonesian Tobacco merupakan perusahaan di bidang pengolahan tembakau. Sebelum IPO dilakukan, selama ini sebagian besar saham PT Indonesian Tobacco, yaitu sebesar 90,1 persen dimiliki oleh Djonny Saksono. Sedangkan 9,9 persen sisanya merupakan milik PT Anugerah Investindo Nusantara.
Selain IPO, perusahaan ini juga tengah bersiap meningkatkan kinerjanya dengan mendongkrak penjualan ekspornya dari posisi existing saat ini sekitar dua hingga tiga persen menjadi 30 persen terhadap total penjualan. Dua negara yang telah dibidik untuk perluasan ekspor yaitu India dan China. Saat ini pihak perusahaan diklaim Djonny telah dalam proses uji coba produk oleh rekanan perusahaan yang merupakan perusahaan lokal setempat.
“Mereka sudah dalam proses menelaah sampel produk yang kami berikan. Mereka juga sudah siap memesan lagi untuk uji pemasaran. Rencanya produk kita sudah mulai dipasarkan di sana sekitar September-Oktober 2019 mendatang,” tegas Djonny. (TS)