Jakarta – Komitmen investasi si saat krisis keuangan global saat ini menjadi sulit dipastikan. Salah satu caranya adalah setiap perusahaan dipaksa untuk terus tampil dengan kinerja baik dan pastinya memberikan gain atau pendapatan berati bagi investor. Sehingga investor tetap konsisten dan komit untuk berinvestasi secara long term (jangka panjang).
Terkait hal itu, sebanyak 7 BUMN secara bersama-sama pada tanggal 30-31 melakukan road show ke Hong Kong guna melakukan one on one meeting dengan sekitar lebih dari 62 investor papan atas di Hong Kong. Para investor besar tersebut selama ini telah berhubungan dengan BUMN di Tanah air melalui kepemilikan saham publik di pasa modal.
Adapun 7 BUMN tersebut, yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Semen Gresik (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan PT Pegadaian (Persero).
BERITA TERKAIT
Sementara BNI Kantor Cabang Hong Kong ditunjuk sebagai host acara tersebut. BNI akan menyediakan 5 ruangan meeting, dan ditambah 2 ruangan dari Bank Mandiri. "Kebetulan BNI dan Mandiri Cabang Hong Kong berada di gedung yang sama. Jadi selama dua hari di sana ada 7 ruangan yang akan dipakai untuk melakukan 12 kali one on one meeting dengan investor di sana. Kita sampaikan progres kinerja BUMN ke investor, sekaligus mempertegas komitmen mereka untuk stay dengan long term investment-nya di kita," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Kementrian BUMN, Parikesit Suprapto di Jakarta, Senin 27 Agustus 2012.
Direktur Tresuri dan FI Bank BNI, Adi Setianto mengatakan, penegasan komitmen investor melalui road show sangat penting karena dalam kondisi pasar global yang belum kondusif, investasi dalam jangka panjang lebih mendukung perusahaan terbuka. "Kita lebih memilih ang long term, itu lebih jelas," kata Adi di kesempatan yang sama.
Parikesit lebih lanjut menegaskan, dalam road show tersebut tidak membuka peluang bagi asing untuk masuk lebih dalam ke BUMN. "Karena memang privatisasi itu maximal 40 persen dengan cara jualan di pasar, dan asing atau lokal investornya, kita tidak bisa membatasi. Dan Negara tetap minimal 60 persen penguasaan saham si BUMN," kata Parikesit.
Namun demikian, lanjut dia, investor besar di Hong Kong tetap dibidik. Terutama dengan keterlibatan Perum Pegadaain dalam road show kali ini. “Pegadaain rencana privatisasinya kan 2012, tetapi belum disetujui. Namun persiapan tetap dijalankan. Dibawa ke Hong Kong supaya saling kenal dengan investor. Soal kapan privatisasi nanti ada waktunya," kata dia.
Parikesit juga menambahkan, lebih dari 62 investor papan atas yang bakal bertemu dengan 7 BUMN tersebut diperkirakan mempunyai nilai Assets Under Management (AUM) lebih dari US$ 210 miliar.
"Selain 62 investor itu, ada juga 100 undangan yang ikut meramaikan acara yang kita sebut investor day ini. Karna di akhir pertemuan, akan ada pameran lukisan dan lelang," ujar Parikesit.
Dia menjelaskan, acara road show ini merupakan gabungan dari beberapa ide. Pertama, katanya, memang perusahaan Tbk sudah biasa road show, ketemu investor. Kedua, BUMN kita mulai kinclong di mata dunia, terbukti dari 6 BUMN yang masuk dalam perusahaan papan atas versi Forbes.
Dan ketiga, lanjut Parikesit, kementrian BUMN juga ingin ada aksi nyata mempromosikan budaya indonesia ke luar. "Makanya kita sepakat buat gabungan roadshow bersama yang digabung dalam ajang Indonesia Investor Day. Pertama di Hong Kong pada 30-31 Agustus nanti," kata dia.
Dia menambahkan, untuk kegiatan Indonesia Investor Day kali ini adalah test case. "Nanti kita evaluasi, kalau berhasil dan ada feedback yang bagus, kita usulkan ke Pak Dahlan (Menteri BUMN) unutuk jadi anual event di tempat berbeda."
Selain acara one on one meeting antara investor dan BUMN, Kementrian BUMN juga telah menyiapkan satu acar khusus yakni paparan Economi Outlook 2013 yang akan dibawakan Ekonom Danareksa, Purbaya Yudi Sadewa.
"Artinya investor akan mempunyai gambaran untuk kondisi ekonomi kita ke depan. Mungkin di ajang berikut juga kita bisa bawakan dari BKPM yang akan memaparkan real ekonomi kita," kata Adi menambahkan.