Jakarta – PT Permodalan Nasional Mardani (PNM) menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun pada 2013 atau naik 38,40% bila dibandingkan target pendapatan tahun lalu sebesar Rp867 miliar. Demikian dikatakan Executive Vice President PT PNM Bambang Siswaji di Jakarta, Rabu (9/1).
Menurut Bambang, perseroan akan membangun 100 Unit Layanan Modal Mikro (ULAM) di Indonesia. Pembangunan tersebut difokuskan pada wilayah-wilayah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang membutuhkan dan memiliki potensi untuk berkembang.
BERITA TERKAIT
"Kantor-kantor baru tersebut diantaranya berada di Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, sebagian Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Gorontalo, Kalimantan Timur," ujarnya.
Bambang mengatakan PT PNM juga menargetkan pendapatan Unit Layanan Modal Mikro (ULAM) Rp934 miliar atau tumbuh 27,94% bila dibandingkan tahun lalu Rp730 miliar. "Tahun ini ditargetkan pendapatan ULAM mencapai Rp934 miliar atau memberikan kontribusi 85,3 persen terhadap pendapatan perseroan," jelasnya.
Direktur Keuangan dan Operasional PT PNM, Kemas Hasani, menuturkan pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan pembiayaan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) yang diperkirakan sekitar 17,85% dari Rp2,8 triliun menjadi Rp3,3 triliun. "Artinya, mendongkrak laba bersih perseroan sekitar 20%. Tahun lalu prognosanya Rp33 miliar," ungkapnya.
Kemas juga menjelaskan PT PNM akan menerbitkan obligasi sebesar Rp1 triliun pada 2013. Rencana itu akan direalisasikan melalui dua tahap. "Obligasi tahap pertama sebesar Rp500 miliar pada kuartal II 2013, dengan bunga obligasi sekitar 7,5-8,5%," katanya.
Kemas mengungkapkan pelaku pasar telah memberikan apresiasi baik terhadap penerbitan surat utang berbasis UKM yang terlebih dahulu diterbitkan, sehingga kupon bunga obligasi yang diluncurkan sekitar Mei-Juli 2013 tentunya juga dapat direspon positif oleh masyarakat. "Kemarin kami sudah menawarkan obligasi UKM senilai Rp500 miliar dengan bunga 9,1%, sehingga kami perkirakan kupon bunga obligasi tahap I ini tidak sebesar itu namun berkisar 7,5-8,5%," paparnya.
Ia menambahkan dalam rangka penerbitan surat utang tahap pertama tersebut, perseroan masih menggunakan lembaga pemeringkat seperti Pefindo dan Fitch Rating. "Waktu penerbitan obligasi yang terdahulu, kami mendapatkan peringkat A. Kami harap peringkat untuk obligasi tahap I ini juga single A," imbuhnya.
Dana hasil penerbitan surat utang rencananya dipergunakan untuk pembiayaan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) yang diperkirakan mencapai Rp3,3 triliun pada tahun ini, atau meningkat 17,85% bila dibandingkan dengan tahun lalu Rp2,8 triliun.
Selain dari penerbitan obligasi, perseroan berencana untuk meluncurkan Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) dan Medium Term Notes (MTN) berjumlah Rp500 miliar, serta fasilitas pinjaman perbankan satu satunya dari PT Bank Negara Indonesia Persero. "Dana obligasi juga untuk refinancing sekitar 20% dan ekspansi 80%," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT PNM, Parman Nataatmadja, menganggarkan belanja modal (Capital Expenditure/capex) sebesar Rp36,3 miliar pada 2013 atau naik 72,85% jika dibandingkan pada 2012 lalu Rp21 miliar. Dana itu akan dialokasikan untuk meningkatkan jaringan ULaMM. "Setiap unitnya diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp125 juta. Tahun ini, jaringan ULaMM diperkirakan sebanyak 577 unit dari tahun lalu 477 unit," ungkapnya.
Parman memperkirakan, pertumbuhan pembiayaan pada 2013 meningkat seiring dengan memasuki tahun politik, yakni Pemilihan Umum 2014 membuat perusahaan percetakan berlomba-lomba memanfaatkan momentum tersebut.